Lihat ke Halaman Asli

Penantian

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sehelai lembayung senja sudah terkulai
Merebahkan kepala di paha cakrawala
Menyaksikan bintang-bintang di antara sulur-sulur malam
Yang sedang menggelar pasar malamnya.

Bayanganku semakin panjang.
Kegundahanku kian mengejang.
Kehendakku terus mengerang.
Kapan kepastian datang?

Sepi seolah sendiri.
Sunyi seakan tak berbunyi.
Kosong seolah kompong.

Kuharap kau tahu.
Aku lelah mencari.

Berhentilah kau begitu!
Aku tetap tak mengerti!

Waktu kita segera tuntas.
Pagi pun hendak meretas.

Keputusanku tegas:
Aku ingin lepas.

Bila kau tak merelakan,
Berikan sebuah alasan untuk bertahan.
Sebelum hanya kenangan
Tersisa di ujung penantian.

Kentungan, 11 Februari 2010
Ketika aku bergulat dalam pertaruhanku.

Diambil dari tulisanku di http://ndes-zedeng.blogspot.com/2010/04/penantian.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline