Lihat ke Halaman Asli

Abdul Malik

penulis seni budaya

Kampung Djanti Padhepokan, Kampung Edukasi

Diperbarui: 6 April 2018   04:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penanda pintu masuk Kampung Djanti Padepokan.Dokumentasi Abdul Malik

SIANG itu dua siswa sedang belajar membuat topeng dari bahan kertas.M.Aditya Chandra siswa SDN Sukun 2 kelas 6.Datang bersama kawannya. Mereka naik taksi online. Keduanya mendapat tugas sekolah untuk membuat topeng malang yang berbahan bubur kertas. Banyak orang tua anak yang datang membeli topeng malangan dari bubur kertas.

"Biarpun proses ini sudah saya bagikan pada beberapa teman. Namun proses pembuatan topeng dari bubur kertas membutuhkan waktu agak lama khususnya saat pengeringan bahan, membuat teman-teman "wegah" menekuni proses membuat topeng dari bahan bubur kertas," Yongki Irawan (67), penggagas Kampung Djanti Padhepokan memulai jagongan. (2/2/2018).

Membuat topeng dari bahan bubur kertas merupakan salah satu yang dapat kita dapatkan saat berkunjung ke Kampung Djanti Padhepokan, Kampung Edukasi. Sesuai dengan taglinenya, Bersama, bermain, belajar, di Kampung Djanti Padhepokan kita dapat belajar dan berproses membatik, menganyam bambu (ngepang), dolanan anak, latihan tari tadisi dan modern.

Sejak 2004, Yongki Irawan mengadakan riset pada permainan Nyai Puthut. Awalnya tergelitik dengan permainan Jailangkung atau Nyai Puthut. Sebuah permainan dolanan yang dahulu sangat akrab bagi banyak kalangan baik tua, muda maupun anak-anak, terutama di Pulau Jawa.

Hasil riset menyimpulkan bahwa Jailangkung / Nyai Puthut adalah permainan bukan pemanggil roh setan. Siapa saja bisa bermain. Kapan saja bisa dilakukan, baik pagi, siang, sore ataupun malam hari.

Dolanan anak-anak lain yang sedang dieksplorasi Yongki Irawan adalah Pring Edan (Bambu Gila). Pada permainan ini tumpuan bermain pada badan dan inti dari permainan adalah Fokus.  

Di Kampung Djanti Padhepokan, kita juga dapat mengapresiasi Pencak dan Bantengan. Seni Pencak adalah bagian dari seni tradisi.yang tidak kalah menarik sebagai salah satu cikal bakal seni bela diri Indonesia.Di dalam Pencak  (Pencak Dor) ada beberapa tahapan untuk menjadi seorang pesilat yaitu Kembangan, Bladon dan Kuncian. Syarat mutlak yang harus dilakukan adalah belajar secara disiplin dan terus menerus.

Seni bantengan merupakan pertunjukan seni kerakyatan. Ruang bermainnya adalah arena. Pada permainan ini penonton lebih tertarik saat pemain mengalami trance/kesurupan.pak Yongki Irawan akan mengurai apa itu kalap, ngalap, kalapan dan kesurupan.

Suasana jalan di Kampung Djanti Padepokan. Dokumentasi Abdul Malik

IHWAL KAMPUNG DJANTI PADHEPOKAN

Kampung Djanti Padhepokan berlokasi di Jl.Janti Barat Padepokan RT 14 RW 04 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang. Diresmikan oleh Ibu Ida Ayu Made Wahyuni, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, 30 Desember 2017.

M.Dwi Cahyono, sejarawan dari Universitas Negeri Malang dalam diskusi budaya bertajuk Tradisi Pembelajaran Eko-Sosio Kultur Jawa pada Padepokan di Jawa Lintas Masa,  mencatat bahwa PADEPOKAN mengemban fungsi luas sebagai pengemban institusi non formal untuk menyiapkan seseorang agar kelak mampu bersikap dan bertindak bijaksana sesuai kaidah sosial dan budaya yang berlaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline