Lihat ke Halaman Asli

Hati-hati Pilih Sekolah

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hati-hati pilih sekolah. Jangan hanya lihat bangunan yang megah. Jangan pula hanya lihat pakaian guru-gurunya yang berdasi. Segala yang hebat di permukaan tidak jarang menjadi cara untuk menutup busuknya situasi di kedalaman.

Banyak orang berpikir, sekolah yang berbiaya mahal itu otomatis bagus secara kualitas. NO!!! Itu anggapan yang keliru. Bisa jadi sekolah yang dari segi bangunan kurang layak, tapi guru-gurunya luar biasa. Dan ternyata, sekolah tempat saya mengajar sekarang hanya bagus di permukaan, isinya koruptor semua.

Sekolah yang sudah menerima dana BOS dari pemerintah ini ternyata masih meminta uang SPP kepada orang tua siswanya. SPP nya juga cukup besar, ratusan ribu rupiah. Kualitas, nol. Siswa tidak diajarkan hal-hal hebat. Disini siswa nasibnya sama dengan siswa di sekolah lain. Karena jangankan untuk mendapatkan fasilitas lengkap, gaji gurunya saja sangat kecil. Padahal kami para guru dituntut untuk bekerja dari pukul 7 pagi hingga 4 sore. Telat lebih dari 3 menit, uang transport kami tidak diberikan.

Yang paling memuakkan dari semua adalah orang-orang yayasan. Mereka meraup keuntungan sangat besar. Mobil dan rumah baru mereka beli, gaji guru-guru di yayasan mereka tak perduli. Bahkan beberapa guru diforsir bekerja 9 jam per hari. Itu kalau tidak ada rapat, kalau ada rapat, kami harus ada di lingkungan kerja sampai maghrib. Pak mentri pendidikan tidak pernah tahu sampai sedetil ini. Dan saya sudah tak perduli sama beliau.

Bekerja 9 jam perhari dibayar tak sampai UMR/UMP/UMKab. Bgaimana mentri menindak yayasan seperti ini?? Kita gak tahu. Yang jlas orang tua siswa sudah ditipu. Bayaran mahal, siswa mendapatkan hal yang standar. Guru tidak mendapatkan haknya.

Betapa kami mencintai bekerja sebagai guru. Karenanya kami tidak terpikir bekerja sebagai yang lain selain guru. Kami hanya berharap tuhan membalikkan nasib kami yang seperti ini. Kami muak dengan tindakan yayasan yang saban hari menipu semua warga sekolah. Bantuan dari sana-sini, SPP sedemikian tinggi, semua hanya masuk kantong pegawai yayasan. Korupsi di mana-mana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline