Perwakilan perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa Indonesia dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ mengatakan bahwa untuk bisa tenang maka disarankan masyarakat untuk membatasi sumber informasi yang mereka terima. Dari sisi pemerintah diminta untuk mengurangi berita - berita yang terlalu negatif.
Penulis merasa pendekatan tersebut salah.
Pendekatan tersebut terbukti salah. Karena sekarang terbukti bahwa masyarakat sama sekali tidak panik. Masyarakat justru merasa terlalu meremehkan bahaya dari penularan virus Corona.
Hal ini sudah terbukti dari banyak kejadian. Misalnya ketika orang yang datang dari daerah pandemik seenaknya masuk rumah sakit tanpa menginformasikan petugas medis dan menyebabkan puluhan petugas medis tertulari.
Juga ketika masyarakat dengan santainya bersalaman dengan seorang penderita yang sudah positif dinyatakan mengidap virus Corona.
Selama ini yang dipercaya masyarakat adalah selama mengenakan masker kain dan disemprot dengan disinfektan, maka masyarakat bisa bebas dari penularan virus. Padahal tidak ada bukti bahwa hanya menggunakan masker kain dan disemprot disinfektan bisa mencegah penularan virus Corona. Kejadian satu pasien bisa menularkan virus Corona ke puluhan petugas medis menjadi bukti kuat bahwa cara tersebut tidak efektif.
Langkah utama mencegah penularan virus adalah dengan tidak bertemu orang lain. Namun sekarang ini masyarakat cuek. Selama mereka mengenakan masker dan menggunakan disinfektan maka mereka tidak perduli berada dekat dengan orang lain, berada satu mobil atau satu ruangan tertutup dengan orang lain.
Jadi seharusnya yang sekarang dilakukan adalah dengan memberitahukan kepada masyarakat prioritas apa yang perlu dilakukan. Pemerintah tidak takut membuka fakta agar penyebaran virus Corona bisa dikurangi.
Yang menjadi masalah sekarang bukan ketakutan masyarakat tapi justru kebandelan masyarakat.