Pola hidup sehat barangkali adalah slogan yang kerap terdengar, diucapkan dan didengungkan banyak kalangan. Hidup sehat adalah tren masa kini yang makin diminati generasi dewasa ini.Berbicara pola hidup sehat.
Tentu kita, mau tidak mau, wajib membicarakan dari mana sumber sehat itu berasal. Nah, kali ini, sumber sehat yang mau kita bahas adalah budidaya tanaman sehat, yang mana merupakan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).
Membudidayakan tanaman sehat dengan memadukan semua teknologi yang tersedia merupakan keharusan sebagai sebuah strategi agar tanaman tumbuh sehat dan tahan terhadap serangan hama. Lebih dari itu, tanaman lebih tahan penyakit maupun gulma, sehingga sangat efektif dan efisien.
Meskipun begitu, pelaksanaan program pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya wereng batang coklat (WBC) tidak bisa hanya mengandalkan pestisida kimia.
Penggunaan yang berlebihan, justru akan mengakibatkan OPT menjadi kebal dan membunuh musuh alaminya dan menyebabkan ledakan hama serta tidak ramah terhadap lingkungan.
Ada satu contoh, yang barangkali bisa menjadi pembelajaran. Contoh itu terjadi pada Akhir tahun 2017 lalu. Dimana saat itu terjadi kerusakan yang cukup luas dan kehilangan hasil yang cukup besar, terutama tanaman padi akibat serangan wereng batang coklat (WBC).
Serangan itu bahkan meluas sampai di beberapa kabupaten sentra produksi padi. Seperti di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Lampung.
Tapi, lagi-lagi sebagai upaya menyediakan makanan sehat. Maka, pemerintah melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan melaksanakan program kegiatan Budidaya Tanaman Sehat ( Dem Area) seluas 12.000 hektare dan pada tahun 2018 seluas 21.000 hektare.
Program tersebut diterapkan secara berkala di 15 provinsi sentra produksi beras. 600 hektare diantaranya dialokasikan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Program bantuan pemerintah dalam upaya membantu petani mengendalikan WBC, melalui kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dengan menerapkan paket teknologi perbaikan struktur dan PH tanah dengan pemberian kapur pertanian.
Selain itu, ada juga pengunaan pupuk organik serta pengendalian OPT ramah lingkungan yang sangat bermanfaat bagi agen hayati, senilai 1,7 jt per hektare. Belum lagi dengan sistem pertanaman yang telah dianjurkan untuk menggunakan jarak tanam jajar legowo antra 2:1 atau 4:1.