Lihat ke Halaman Asli

Butuh Bukti Bukan Sekedar Menggurui

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Disaaat kita menemukan titik tertinggi dalam kehidupan kita, atau apa yang kita inginkan telah tercapai jangan melupakan tanggung jawab yang seharusnya kita kerjakan. Inilah yang saya dapatkan pelajaran dari pengalaman di Sekolah dimana tempat saya berbagi ilmu. Mereka mengajarkan saya bagaimana bertanggungjawab dan bagaimana untuk disiplin. Saya adalah seseorang yang masih perlu di ingatkan dan diajarakan mengenai bagaimana belajar tanggungjawab di suatu Lembaga. Dalam pembelajaran tentang bagaimana suatu tanggungjawab ituharus dilaksanakan saya pun melihat dan menilai apakah sama apa yang mereka ajarkan sama dengan apa yang mereka lakukan, tetapi semuanya masih dalam pertanyaan besar buat saya. Sedangkan mereka memberikan tanggung jawabnya kepada yang masih belum berpengalaman dan membutuhkan bimbingan.

Sekolah itu dimana tempat menuntut ilmu bagi siswa dan mentransfer ilmu bagi seorang pendidik. Baik itu pendidikan ilmu pengetahuan, ilmu agama maupun tentang akhlak.Itulah yang biasa saya rasakan di waktu sekolah dan sekarang pun masih seperti itu. Siswadi sekolah sangat antusias dalam belajar tetapi sayangnya tenaga pendidik yang kurang mengakibatkan mereka terlantarkan, dan tenaga pendidik yang sudah adapun masuknya mau nggak mau. Keadaan yang seperti inilah yang saya rasakan.

Ketika dalam memeriksa buku seorang siswa saya mendapatkan tulisan ya saya anggap itu wajar dan malah mesti langsung diberikan kepada atasan sekolah. Dalam tulisan itu siswa berkata, “ingin pindah sekolah, sekolah ini serasa neraka, ingin cepet lulus”. Itulah yang ada dalam tulisan anak. Antara kepala sekolah dan bagian kurikulum hanya mengandalkan pendapatnya masing-masing tanpa melihat kedaan siswa dan apa yang seharusnya dilakukan kepada siswa. Adapun masuk ke kelas mereka hanya memberikan tugas.

Ketika kepala sekolah ditanyakan mengenai pelaksanaan Try Out untuk siswa kelas IX inilah jawaban yang diberikan “ tanyakan kepada bagian kurikulum”. Ya ikuti apa yang dikatakan kepala sekolah, dan saya pun menanyakan kepada bagian kurikulum ” pa apakah kelas IX tidak diadakan Try Out? Dan jawaban dari bagian kurikulum ” menungggu dari WILBI”, sempat kaget dengan jawabanitu, tetapi mau bagaimana lagi saya tidak mempunyai wewenang untuk melaksanakan itu. Padahal UN SMP akan dilaksankan tanggal 5 Mei 2014.

Di waktu saya sekolah ada empat kali Try Out yang dilakukan di sekolah, dan satu itulah yang diberlakukan dari WILBI. Berarti tiga diantaranya dari pihak sekolah yang menyelenggarakan. Entah lah ini siapa yang bertanggung jawab dalam penanganan sekolah, tetapi ini menjadi pembelajaran untuk saya tentang bagaimana kita sebagai yang mempunyai wewenang untuk bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline