Lihat ke Halaman Asli

Kundiharto

Psychology Student

Loyalitas Karyawan di Tengah Krisis

Diperbarui: 1 Oktober 2024   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels/Andrea Piacquadio

Saat berbicara tentang bisnis, semua orang pasti menginginkan kesuksesan, baik itu pemilik maupun karyawan. Namun, dunia bisnis tidak selalu mulus. Ada kalanya bisnis mengalami penurunan, bahkan krisis yang tidak terhindarkan. Sebagai seorang pemilik bisnis, saya pernah merasakan masa-masa sulit ini. 

Di saat seperti itu, sebagai owner, tentu ada harapan bahwa karyawan akan tetap menghormati, loyal, dan memahami keadaan yang dihadapi perusahaan. Harapan bahwa mereka akan tetap bekerja dengan sepenuh hati, meskipun kondisi finansial perusahaan sedang goyah.

Namun, setelah melalui beberapa situasi sulit, saya mulai menyadari bahwa harapan tersebut sering kali tidak realistis. Kenapa? Karena setiap karyawan memiliki kebutuhan dan kepentingannya sendiri. 

Loyalitas dan pemahaman memang ideal, tapi pada kenyataannya, ketika bisnis sedang terpuruk dan hak-hak mereka seperti gaji mulai terlambat, tidak semua karyawan akan tetap loyal. Mereka mungkin berempati pada situasi saya, tetapi pada akhirnya, mereka juga harus memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Di sinilah sering terjadi benturan antara apa yang kita harapkan sebagai pemilik bisnis dan kenyataan di lapangan. Saya ingat saat pertama kali bisnis saya mengalami penurunan, saya mengira karyawan saya akan mengerti dan tetap setia bekerja. Namun, satu demi satu, saya melihat penurunan motivasi mereka. 

Mereka masih hadir di kantor, tetapi produktivitas menurun, sikap berubah, dan beberapa dari mereka bahkan mulai mencari pekerjaan lain. Hal ini tidak sepenuhnya salah mereka, karena mereka pun memiliki keluarga untuk dihidupi dan tagihan yang harus dibayar.

Makanya tidak adil untuk berharap semua karyawan akan tetap loyal dalam situasi krisis. Loyalitas karyawan bersifat terbatas, dan hanya beberapa orang tertentu saja yang mungkin tetap bertahan dan berjuang bersama Anda. Harapan bahwa semua karyawan akan memahami dan mendukung Anda dalam masa sulit bukanlah sesuatu yang bisa Anda andalkan sepenuhnya.

Keterkaitan dengan Kebutuhan Dasar Piramida Maslow

Ketika berbicara soal perilaku manusia, termasuk karyawan dalam sebuah bisnis, salah satu konsep paling mendasar yang sering dijadikan acuan adalah Piramida Maslow. 

Dalam teori ini, Maslow menggambarkan bahwa kebutuhan manusia terbagi ke dalam beberapa tingkatan, dimulai dari kebutuhan paling dasar hingga kebutuhan tertinggi yang disebut aktualisasi diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline