Lihat ke Halaman Asli

Kundiharto

Psychology Student

Keputusan yang Kebetulan Tepat

Diperbarui: 27 September 2024   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels/KOUSHIK BALA

Sejak dulu, kita selalu diajarkan bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang diambil berdasarkan data yang akurat, logika yang tepat, dan pengalaman yang matang. Siapa pun yang bekerja di dunia profesional pasti pernah mendengar kalimat seperti, "Ambil keputusan yang didukung oleh data!" atau "Berdasarkan pengalaman, ini adalah langkah yang paling logis." Saya pribadi juga dulu sangat percaya dengan pola pikir ini.

Pengalaman pribadi saya di masa lalu sering kali menguatkan keyakinan tersebut. Saya terbiasa mendasarkan setiap keputusan pada data yang ada, melakukan riset mendalam, menganalisis setiap detail, dan menyusun strategi yang tersistem dengan baik. Dengan begitu, saya merasa keputusan yang saya ambil selalu tepat karena semua sudah melalui proses yang matang. Sebagai contoh, dalam dunia bisnis, saat saya memutuskan untuk memulai kampanye pemasaran digital baru, saya tidak hanya mengandalkan insting. Saya melakukan analisis pasar, memeriksa tren konsumen, mempelajari kompetitor, dan mengandalkan segala data yang tersedia untuk membuat keputusan tersebut.

Namun, semakin lama saya berkecimpung dalam pengambilan keputusan ini, semakin saya sadar bahwa kenyataannya tidak selalu seideal itu. Keputusan yang saya buat dengan begitu banyak perhitungan ternyata tidak selalu menghasilkan hasil yang sesuai harapan. Ada kalanya, meskipun semua data mendukung dan logikanya masuk akal, hasil yang saya dapatkan jauh dari yang diinginkan. Di sinilah mulai tumbuh pemahaman saya bahwa variabel lain di luar kendali kita memainkan peran besar dalam hasil akhir sebuah keputusan.

Dari pengalaman itulah, saya mulai merumuskan konsep yang saya sebut sebagai "Keputusan yang Kebetulan Tepat." Konsep ini lahir dari kesadaran bahwa meskipun kita sudah berusaha sebaik mungkin dalam mengambil keputusan, banyak faktor eksternal yang tidak bisa kita kendalikan. Bisa jadi faktor waktu yang kurang tepat, perubahan budaya, atau situasi individu yang terlibat ikut mempengaruhi hasilnya.

Konsep ini bukan berarti kita harus mengabaikan data atau logika, melainkan kita harus selalu ingat bahwa ada banyak hal di luar sana yang bisa mempengaruhi hasil keputusan kita. Saya ingin kita semua, termasuk saya sendiri, terus mengevaluasi setiap keputusan, bukan hanya saat kita gagal, tapi bahkan ketika kita berhasil. Karena bisa jadi, keputusan yang berhasil itu bukan semata-mata karena kita benar, melainkan karena kita "kebetulan" berada di waktu dan tempat yang tepat.

Dengan memahami bahwa hasil keputusan tidak selalu di bawah kendali penuh kita, kita akan menjadi lebih waspada dan terbuka terhadap perubahan. Kita akan lebih siap untuk melakukan evaluasi berkelanjutan dan beradaptasi dengan kondisi yang terus berubah.

Keputusan yang Didukung Data

Ketika kita berbicara tentang keputusan yang didukung oleh data, artinya kita mengacu pada proses pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai tahapan logis dan analisis terstruktur. Keputusan seperti ini biasanya tidak diambil secara impulsif. Sebaliknya, kita melakukan riset, mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis hasilnya, dan menggunakan pengetahuan yang sudah kita miliki untuk memastikan langkah yang diambil benar-benar optimal.

Sebagai contoh, ketika saya memutuskan untuk mengubah strategi pemasaran di perusahaan, saya tidak serta-merta membuat keputusan berdasarkan feeling semata. Saya melakukan riset tentang perilaku konsumen, menganalisis data penjualan dari periode sebelumnya, melihat tren di pasar, dan bahkan melakukan tes A/B untuk menguji pendekatan yang berbeda. Setiap aspek keputusan saya dipandu oleh data dan logika. Jika salah satu variabel tidak mendukung, saya siap menyesuaikan strategi saya sebelum eksekusi.

Keputusan yang didukung data ini juga bisa dinilai secara objektif. Kita dapat mengukur keberhasilannya berdasarkan metrik-metrik yang telah kita tetapkan sebelumnya, seperti peningkatan penjualan, engagement yang lebih tinggi, atau return on investment (ROI) yang positif. Jadi, keputusan ini bukan hanya berbasis pada intuisi, tapi lebih kepada proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis.

Namun, meskipun segala sesuatunya sudah direncanakan dengan matang, ada kalanya hasil yang kita dapatkan tidak sesuai dengan harapan. Mengapa? Karena meskipun kita telah mengandalkan data dan logika, tetap saja ada faktor-faktor eksternal yang tidak bisa kita kontrol sepenuhnya. Ini adalah salah satu alasan mengapa saya sampai pada konsep "Keputusan yang Kebetulan Tepat."

Keputusan Asal-asalan (Seperti Judi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline