Saya menilai para news anchor alias presenter berita di tv kita belakangan ini semakin berani. Berani bisa menjadi hal yang positif, bisa juga negatif. Tergantung dari kacamata mana kita mau melihatnya.
Sekitar seminggu yang lalu saya sempat melihat sedikit tayangan Rossi di Kompas TV. Saat itu acara yg dibawakan Rosyana Silalahi sedang membahas tema Stafsus Milenial, yg beberapa diantara mereka dinilai salah bertindak. Berniat baik untuk membantu negara melawan Corona, stafsus malah kesandung aturan yg mereka tidak tahu.
Narasumber pro dan kontra, ada yg memaklumi karena masih milenial. Ibarat main petak umpet kali ya, biasanya kalau masih anak-anak itu istilahnya anak bawang, salah dikit ya maklumin masih belajar.
Namun adapula yg tidak mau tahu, entah sukanya tempe atau yg lain. eh salah maksudnya entah itu kaum milenial atau kolonial jika sudah masuk dunia profesional, dlm hal ini pemerintahan, mau tidak mau mereka dianggap sudah mengerti dan memahami birokrasi, Standar Operating Procedure (SOP), aturan hak dan kewajiban. Sehingga tidak ada kata anak bawang dimaklumi disini. Terserah deh, bukan itu yg ingin saya soroti.
Saya ingin menyoroti Rosyana Silalahi malam itu membawakan acara yg menggunakan namanya di Kompas TV ini, karena ga nonton dari awal dan hanya melihat beberapa menit menjelang bubaran, saya cuma bisa menyimpulkan kalau Rossi Galak sekali saat itu. Bahkan pada penutup saya menangkap kesan bahwa Rossi menyarankan stafsus yang kesandung kasus ini untuk lebih baik mengundurkan diri.
Beberapa hari setelah nonton ini, saya lihat Belva Devara sang stafsus yg juga pendiri aplikasi Ruang Guru akhirnya mengundurkan diri dari staf khusus Presiden. Mungkin dia terpukul dengan pemberitaan media, bisa jadi Rossi salah satunya. Hii.. tapi gpp lah, tetap semangat dan berkarya untuk negeri yah Belva! Toh ruang bakti untuk negeri ga selalu berada di dalam lingkar kekuasaan, siapa tau aplikasi yg dibuatnya ini jg bisa punya manfaat banyak utk negara dikala sedang sengsara karena Corona.
Selanjutnya saya juga melihat Aiman dalam program yang juga menggunakan namanya. Sempat sekilas saya lihat presenter berita Kompas TV ini juga menyinggung Stafsus Milenial yang kesandung. Tapi saya sedang ga terlalu ingin menonton saat itu. Cukup berani juga Aiman ga mau kalah dari Rossi, gumam saya dalm hati.
Hari pun berlalu hingga di hari pertama sahur Ramadhan 1441 Hijriyah, 2020 Masehi ini saya Membuka beranda Youtube dan terpampang nyata gambar Najwa Shihab dan Narasi TV nya sedang menjadi #1 Trending.
Gerangan apa yg sedang hangat di dunia maya? saya pun mengklik video itu yang ternyata menyajikan wawancara Eksklusif Najwa Shihab dengan presiden Joko Widodo yang 'memperdebatkan' istilah Mudik dengan Pulang Kampung.
Wadidaw! Disini saya bisa menilai kalau Najwa rupanya lebih galak lagi dari Rossi. Jika kemarin Rossi hanya menyentil stafsus yang kesandung kasus, kali ini Najwa langsung berhadapan di depan Presiden donk, dan dia berani menanyakan hal-hal sensitif. Hmm...
Ada hal menarik dari keberanian para news anchor ini, ditengah-tengah terbukanya zaman kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat, mereka berhasil mewakili keingintahuan para pemirsa. Selain itu setelah dipikir-pikir ternyata mereka makin berani seperti ini karena sudah memiliki program sendiri, ya program spesial dengan nama sendiri, sebut saja nama program Rossi, Aiman, dan yang baru saja trending Mata Najwa. Keren juga, lama2 semua presenter punya acara sendiri aja ya biar lebih berani. hihi