Jika dilihat tampilannya, tidak ada bedanya dengan sate-sate ayam lainnya, potongan dagingnyapun juga tidak besar. Hal yang istimewa dimananya kok bisa ngangeni ingin mengulangi lagi. Apalagi tempatnya juga hanya menempati rumah pemiliknya, kecuali yang masih menggunakan angkringan.
Sate yang satu ini sangat populer di daerah Ambal Kebumen, saking terkenalnya dijuluki "sate ambal", dan turun temurun sejak sekitar tahun 60an. Ada sate ambal pak H.Tino, pak Kasman pertama dan lainnya. Satu porsi isinya 20 tusuk, disajikan dengan kuah bumbu khusus (pada umumnya kacang tanah) berbasis tempe. Dengan rempah yang sedap dan pedas, ditambah nasi atau ketupat.
Tempat penjualan sate yang paling banyak berderet di Jalan Deandels sekitar jalur ke pantai Ambal Kebumen, disini juga sering diadakan acara pacuan kuda.
Daging satenya sendiri sudah ada bumbunya gurih manis ada rasa rempah yang khas (rahasia dapur) dan empuk, jika ditambah kuahnya akan lebih sedap lagi.
Ada beberapa tempat, selain menyediakan sate ayam juga menyediakan menu lain seperti sate kambing, sop ayam, ayam geprek dan camilan lainnya. Bahkan yang milik H. Tino menyediakan rest area. Di sepanjang jalan Deandels mapun jalan alternatif tepi pantai selatan.
Hanya saat ini kondisi jalan Deandels banyak yang berlubang, sehingga kurang nyaman bagi pengendara kendaraan kecil atau sepeda motor. Tetapi jalur yang tepi pantai selatan lebih bagus, hanya belum banyak warung atau rumah yang membuka sate ambal ini.
Harga masih terjangkau dengan satu porsi 20 tusuk. Jika dibungkus dibawa pulang, juga tetap tidak merubah rasa.
Jika pembaca yang budiman penasaran, silahkan mencoba sendiri jika melewati jalur selatan via Kebumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H