Foto atas: suasana pemakaman keluarga Jakobus E Limahelu Mustamu 1918. Foto bawah: situasi hari ini.
Periode berikutnya konstruksi atap seng plus ornamen lisplank ini berganti dengan atap beton yang simple dan tegas. Ini bersamaan dengan lahirnya arsitektur Art Nouveau disusul Art Deco style periode 1910-1930. Ini juga bisa dibuktikan dengan tanggal kematian di nisannya.
Makam Peneleh Surabaya yang diresmikan sejak 1 Desember 1847 ini sudah lama menjadi laboraturium sejarah desain dan arsitektur. Bukan hanya model bangunannya yang bebeda tiap jaman, tetapi termasuk, material pembuatannya, bentuk fontnya, simbol simbolnya, ornamen ragam hiasnya.
Maka, setiap orang otomatis akan biasa tahu periode kapan model bangunan plus ragam hias untuk satu makam itu berdiri? hanya cukup melihat di kapan tahun kematian di nisannya. Sebab karya kreatif itu lahir mewakili jamannya.
Sayangnya laboratorium kreatif ini pelan-pelan hilang. Periode 1960-1980an ornamen listplank, guci, patung, pagar banyak dijarah. Belakangan tersisa struktur atap seng kuno dan penyangga besi. Itu yang selamat.
Sayangnya pekan lalu, bukannya direkonstruksi, puluhan cungkup yang tersisa ini malah dibongkar paksa. Diangkut ke tempat lain justru oleh petugas yang harusnya merawat. Seperti nampak perbandingan dua foto di bawah ini. Miris.
Kembalikan artefak Makam Peneleh!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H