Daripada pusing mikirin kudeta di Mesir, galau karena paham khilafah mulai masuk ke Indonesia, atau takut sekulerisme mengobrak-abrik tatanan keagamaan negeri ini, yuk mendingan kita nonton konser Metallica tanggal 25 Agustus 2013 nanti di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Sudah 20 tahun semenjak kedatangan mereka yang pertama. Umur saya baru 10 tahun ketika itu, jadi ngga ikut kehebohannya. Konser 2 hari yang rusuh. Memang, ketika itu jamannya band rock atau metal yang berkuasa. Apalagi Metallica sudah mencapai level superstar di dunia permetalan. Anak SD seperti saya saja sudah hafal beberapa hitsnya ketika itu. Ngga ada ceritanya tuh boyband ala SM*SH merajai panggung musik Indonesia. Apalagi ada cerita ababil antri sampai menginap untuk mendapatkan tiket boyband asal Korea. Anak muda tahun 90an awal lebih “bersemangat” ketimbang generasi sekarang. Lebak Bulus benar-benar terbakar oleh Metalmania se-Indonesia. Mulai dari yang kaya sampai yang tak punya. Sampai yang mengawal saja harus tentara. Lihat ceritanya yang terangkum di sini.
Yang dulu terlibat rusuh sudah mulai menua (semoga juga sudah dewasa). Sang bassist juga sudah berganti dari Jason Newsted ke Robert Trujillo. Kini waktunya bernostalgia. Kalau lagu nostalgia yang biasa didengar orang tua berasal dari tembang tahun 1960 - 70an yang mendayu-dayu, sekarang waktunya bernostalgia dengan lagu yang penuh semangat. Lagu yang menggambarkan gairah anak muda. Gairah pemberontakan.
Kalau konser pertama dihargai 30 ribu rupiah, kali ini untuk kelas festivalnya sudah 750 ribu. Pffhhh, mentang-mentang fans Metallica sekarang sudah mapan. Tiket paling murahnya 440 ribu dan paling mahal 990 ribu. Tapi apa artinya nonton konser band metal kalau tidak di kelas festival. Ngga ada serunya!!
Salam
