Lihat ke Halaman Asli

Gerardus Kuma

Non Scholae Sed Vitae Discimus

Berkorban untuk Meraih Prestasi dalam Lomba Musikalisasi Puisi

Diperbarui: 16 Oktober 2023   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta musikalisasi puisi Spentig Hewa bersama Kepala Sekolah dan pembina. Dok.pribadi

Suara angklung, dentingan botol kaca, bunyi kajon, petikan gitar dan dentingan piano yang mengiringi nyanyian Ica dan Sandro diselingi pekikan suara Amora begitu memukau penonton. Komposisi yang harmoni dalam musikalisasi puisi yang dibawakan anak-anak Spentig Hewa ini mengantar mereka menjadi yang terbaik dalam lomba musikalisasi puisi tingkat SMP se-rayon Wulanggitang.

Musikalisasi puisi adalah membawakan puisi dengan diiringi musik agar pembacaan puisi menjadi lebih menarik dan ekspresif. Dalam perlombaan musikalisasi puisi yang diselenggarakan di SMPN 1 Wulanggitang, Boru, Kecamatan Wulanggitang, Jumat (13/10/2023) ini, ada dua bentuk musikalisasi puisi yang ditawarkan. Pertama seluruh puisi dinyanykan secara utuh. Kedua, sebagian puisi dinyanyikan, sebagian dideklamasikan.

Ada 9 sekolah se-rayon Wulanggitang terlibat dalam perlombaan untuk meriahkan bulan Bahasa tahun 2023 ini yaitu SMPN 1 Wulanggitang, SMPN 2 Wulanggitang, SMPK Santisima, SMPS Ile Bura, SMPN Satap Nobo, SMPN 1 Demong Pagong, SMP Swadaya Tuakepa, dan SMPN 1 Titehena. Puisi yang dimusikalisasi adalah "Indonesia Tanah Ketubanku" karya Pion Ratuloly. Dan setiap sekolah mengirim satu tim yang terdiri dari maksimal 5 orang.

Perlombaan yang diselenggarakan atas kolaborasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia rayon Wulanggitang ini tujuannya untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik dalam bidang seni.

Dengan mengusung tema "Generasi Membangun Indonesia Melalui Literasi", perlombaan ini dimaksud meningkatkan kemampuan literasi siswa yaitu melatih kecakapan hidup di abad 21. Melalui perlombaan ini siswa belajar membangun kolaborasi, mengasah kemampuan berpikir kritis, menjalin komunikasi dan bertindak kreatif.

Penyerahan hadiah kejuaraan lomba musikalisasi puisi kepada Kepala SMPN 3 Wulanggitang. Dok.pribadi

Tim musikalisasi puisi Spentig Hewa tampil dengan menyanyikan sebagian puisi dan mendeklamasikan sebagian lainnya diiringi angklung, botol kaca, keyboard, gitar, dan kajon. Pesertanya berjumlah 5 orang yaitu Maria A. Morena Liwu (Amora), Dominika Marta A. Lewuk (Ica), Aleksander Lue Soge (Sandro), Alexsius Keda Plue (Ius), dan Mikeael Kristanto Hodo (Tanto).

Mereka tampil dengan peran masing-masing. Amora sebagai pembaca puisi dan pemain keyboard. Ica sebagai penyanyi. Sandro sebagai penyanyi dan pemain gitar. Ius sebagai penabuh kajon. Tanto sebagai pemain angklung dan pemukul botol kaca.

Tampil dengan busana daerah, peserta musikalisasi puisi Spentig Hewa mampu mencuri hati dewan juri. Tiga dewan juri: Silvester Hurint, Pion Ratuloly dan Zaenal Boli memberi nilai 254 menjadikan Spentig Hewa sebagai tim terbaik, mengungguli SMPN Satap Nobo dan SMPN 1 Wulanggitang yang menempati di posisi kedua dan ketiga.

Prestasi yang diraih anak-anak pantai Selatan Wulanggitang ini tidak didapat dengan instant. Hasil yang membanggakan ini tidak diraih dengan mudah. Tetapi melalui latihan yang intens dan pengorbanan yang luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline