Lihat ke Halaman Asli

Gerardus Kuma

Non Scholae Sed Vitae Discimus

Covid-19 dan Tumpulnya Nurani Pemimpin

Diperbarui: 19 Mei 2020   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerardus Kuma. Dok.pribadi

Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) terus menghantui manusia. Virus ini menjangkit hampir seluruh dunia. Penyebaran semakin meluas kemana saja tanpa dibendung. Nyaris tidak ada negara yang luput dari ancaman virus corona. 

Covid-19 menyerang siapa saja tanpa peduli starata social dan status seseorang. Entah masyarakat biasa, atau pejabat negara. Orang kaya atau orang miskin. Di hadapan virus corona manusia adalah makhluk tak berdaya.

Covid-19 pertama kali muncul di China. Kota Wuhan, Propinsi Hubei menjadi pusat wabah. Sejak kemunculannya pada Desember 2019, Covid-19 telah menyebar ke belahan lain dunia. Presiden Jokowi mengatakan bahwa 189 negara yang terpapar corona.

Indonesia tidak bisa terhindar dari amukan virus corona. Kasus pertama terkonfirmasi tanggal 02 Maret 2020 di Bekasi. Sejak saat itu kasus-kasus baru terus terjadi setiap hari. Penyebarannya pun semakin meluas. 

Menyebar ke sebagian besar wilayah di Indonesia. Jumlah korban pun terus bertambah. Syukur karena yang dinyatakan sembuh juga ada. Laporan tertanggal 24 Maret 2020, pkl.15.45 WIB, jumlah kasus positif 686, meninggal dunia 55 orang dan sembuh 30 orang (detik.com).

Saat kasus positif pertama di Indonesia diumumkan, muncul panic buying dari masyarakat. Orang ramai-ramai memborong bahan makanan. Persediaan barang di pasar tiba-tiba menjadi langka. 

Masker, cairan disinfektan untuk membersih tangan semakin sulit didapat. Ada indikasi barang-barang tersebut ditimbun untuk dijual kembali dengan harga yang mahal. Di beberapa tempat, dalam rasia polisi menemukan beberapa tempat penimbunan bahan maupun masker dan cairan pencuci tangan tersebut.

Secara global, dampak yang timbul dari pandemic Covid-19 semakin besar. Penyebaran corona tidak hanya beriko terhadap kesehatan tetapi juga berimplikasi pada ekonomi. 

Banyak masyarakat terserang virus hingga meregang nyawa. Perekonomian dunia terpukul dan roda ekonomi masyarakat menjadi lumpuh. Di kampung-kampung pelosok Flores, walau hingga saat ini belum ada kasus positif corona, namun pemerintah desa telah menutup akses masuk dan keluar kampung. 

Pasar-pasar ditutup. Arus transportasi dihentikan. Bila ini dilakukan tanpa intevensi pemerintah, masyarakat akan mengalami kelaparan. Orang akan mati bukan karena terserang virus corona tetapi akibat menderita kelaparan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline