Lihat ke Halaman Asli

Kulut Halimatul Asfi

Mahasiswa | Universitas Airlangga

Buruknya Kualitas Udara di Jakarta, Lindungi Diri dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Diperbarui: 19 Agustus 2023   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam beberapa bulan terakhir, terhitung sejak bulan Juli perubahan cuaca dan polusi udara di Jakarta marak di khawatirkan masyarakat. Tertutupnya langit dengan kepungan udara berwarna abu-abu pekat menunjukkan kualitas udara tersebut semakin buruk, hal ini dibuktikan dengan pengukuran kualitas udara di aplikasi IQAir menunjukkan indeks 168 yang diartikan masuk dalam kategori tidak sehat.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memaparkan bahwa terdapat lebih dari 638.000 kasus ISPA sejak bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Di bulan Maret diperoleh 199.734 kasus dalam kategori tinggi. Di samping itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menegaskan ulang bahwa sumber polusi di udara 44 persen berasal dari transportasi, 25 persen dari energi industri, 10 persen dari manufaktur, dan 14 persen dari perumahan. Dari data situs pemerhati kualitas udara dunia, Jakarta berada di peringkat lima dengan udara terburuk dunia. Jakarta dengan kualitas udara yang buruk tersebut dapat memberikan dampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, salah satunya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Kasus ISPA tersebut belum menunjukkan tingkat kenaikan secara signifikan, tetapi setiap masyarakat harus waspada untuk melindungi diri agar terhindar dari ISPA.

Kenapa ISPA bisa terjadi?

ISPA disebabkan karena adanya infeksi virus, bakteri, ataupun jamur pada sistem pernapasan bagian atas. Bakteri yang menyerang saluran pernapasan tersebut dapat beresiko menular melalui percikan air liur ataupun udara, kondisi ini terjadi terutama kepada orang dengan kondisi daya tahan tubuh lemah, seperti anak-anak dan lansia. ISPA ini bisa dideteksi lebih dini dengan mengetahui gejalanya terlebih dahulu, diantaranya penderita mengalami demam, timbul gejala sinusitis (hidung beringus atau flu ringan), hidung tersumbat, radang tenggorokan atau nyeri telan, kekurangan oksigen, dan kesulitan bernapas.

Bagaimana cara pencegahan ISPA?

Timbulnya kasus ISPA ini tidak bisa kita tebak, tetapi walaupun begitu perlu tindakan pencegahan dari tiap orang dengan melakukan beberapa cara berikut:

  • Rajin mencuci tangan dengan 6 langkah, terutama setelah beraktivitas dan kontak fisik dengan orang lain
  • Rutin minum air putih dan konsumsi makanan sehat serta bergizi
  • Hindari kebiasaan merokok
  • Lakukan olahraga secara teratur untuk menjaga tubuh tetap vit
  • Gunakan masker pelindung wajah saat beraktivitas diluar rumah agar terhindar dari virus ataupun bakteri
  • Selain itu jika diperlukan konsumsi vitamin untuk menambah kekebalan tubuh

Apabila sudah melakukan tindakan pencegahan, tetapi muncul gejala ISPA dan tak kunjung membaik, segera lakukan konsultasi dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat. Karena tanpa penanganan yang tepat, ISPA dapat menimbulkan efek yang lebih serius.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline