Lihat ke Halaman Asli

Soerya 009

Hanya mencoba membuat tulisan tulisan berimbang buat semua

Indonesia Vs NII (Kita Bisa)

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan berita yang semakin banyak mengenai NII, dan sedikit agak dilebih lebihkan ,kita sekarang berlomba lomba memproteksi diri dan membuat caranya bagaiman kita menahan serangan dari gerakan NII, baik dengan cara pencegahan  yang dapat dilakukan oleh pribadi masing masing , maupun secara gerakan bersama melalui aparat pemerintahan baik polisi, densus 88, alim ulama, pendidik, dan juga LSM yang menanganinya. Walaupun NII bukan barang baru namun akhir akhir minggu ini menjadi santapan media yang menjadi kue menarik untuk dilihat dan diperbincangkan dan juga dinikmati.Semua ahli - ahli yang berhubungan dengan ini menjadi sering muncul dimedia, termasuk mantan tokoh tokoh gerakan yang ditasbihkan sebagai teroris mencari solusi terbaik untuk pencegahan NII dan organisasi sejenisnya. Namun mereka lupa mencari sebabnya mengapa doktrin NII dapat ditiupkan dianak muda dan menjadi paham yang eksotis untuk dilihat dan dipelajari, kebetulan pernah juga mendengar dan bahkan sempat ikut juga sih walaupun waktu itu memang saya masih bersikap cuek dan menikmati hidup dan memegang teguh prinsip muda senang senang , tua kaya raya , mati masuk surga sehingga doktrin doktrin yang menurut saya waktu itu membutuhkan perasan otak untuk mengerti maka boro boro ikut baru dengerin saja kepala serasa mau pecah.Tetapi menurut saya apabila doktrin tersebut ditiupkan kepada orang yang pintar yang mempunyai logika dan pemikiran orang dewasa, pemahaman untuk menjalankan agama tinggi dan takut dengan dosa, saya juga kurang mengerti gamapang sekali terpengaruh. Setelah refleksi 12 tahun yang lalu, saya mempunyai catatan opini yang penting untuk kita dapat pelajari bersama dan mungkin juga refleksi diri bagi diri saya sendiri antara lain adalah : a. Kebingungan yang terjadi disekitar kita anak anak muda mencari jati diri dan contoh orang panutan yang benar, kita ambil contoh disekitar kita kampanye rokok tidak baik untuk kesehatan ,namun hampir 75 persen orang tua kita pada merokok. b.Kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahan ,kita ambil contoh seluruh birokrasi hampir 99.999 persen dapat dimanipulasi dan diakali dan secara tidak langsung orang tua dan sekitar kita mendukung hal tersebut sebagai contoh saat kita muda dan mulai ingin membuat SIM pasti sekitar kita akan bilang udah gak usah repot nembak aja sama polisi , kalau lewat jalur benar lama dan habisnya nanti ujung ujugnya juga sama. c. Kehilangan contoh ulama ulama islam terutama ulama yang terkenal semakin terkenal semakin tidak membumi dan bukan rahasia umum tarif merekapun bukan nilai yang murah lagi. d. Ketidakpercayaan pandangan nasib masa depan anak muda dengan melambungnya biaya pendidikan, kesehatan, bahkan biaya kematian sekalipun, sehingga jargon jargon pun bermunculan hidup diindonesia orang miskin dilarang sekolah, orang miskin dilarang sakit, dan masa mau bikin jargon juga orang miskin dilarang mati   ( pada suka ini pastinya). e.Kemaksiatan 100% berdampingan disekitar kita mulai judi togel, lokalisasi,tempat tempat hiburan yang ujungnya ada plus plusnya, yang membuat kita bingung hal seperti sebenarnya dilarang atau tidak e.Setelah akan luluspun anak muda semakin diliputi kebingungan mengenai pekerjaan , karena bahkan untuk masuk kerja menjadi pegawai negeri pun masih harus bayar. Isu isu itulah yang menurut saya sekarang yang ditiupkan kepada anak anak muda yang notabene sebenarnya mereka mempunyai spirit dan semangat juang akan perubahan dan merubah sesuatu untuk menjadikan indonesia lebih baik. Dari hal hal tersebut maka kita sebagai bangsa Indonesia harus lebih siap dan setidaknya menurunkan porsi hal negatif tentang negara yang kita ini ,dimulai dari diri kita sendiri , keluarga dan masyarakat sekitar sehingga nanti pada akhirnya diujungnya adalah negara kesatuan kita sendiri. Mengapa NII dapat hidup untuk meniupkan hal tersebut karena Faktor diatas masih tumbuh subur dinegara kita, namun pikirkan apabila hal tersebut tidak ada dan minimal kita sebagai bangsa indonesia dapat bangga dengan kebangsaan kita maka satu yang dapat dijawab oleh anak muda kita disaat ditiupkan dan didoktrin mengenai hal tersebut maka dengan lantang mereka akan berkata "AKU BANGGA DAPAT HIDUP, BELAJAR , DAN BEKERJA DITANAH INI INDONESIA TERCINTA. Mungkin dengan semakin kita memperbaiki diri , dan semakin peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar untuk saling berbagi, saling menasihati, dan saling membantu agar nantinya kita dapat mempererat kembali rasa persatuan dan kesatuan berbangsa bernegara indonesia seperti saat dahulu kakek nenek kita mempunyai sat persamaan dan cita cita terhadap bangsa ini untuk merdeka. Dan juga pemerintah lebih perduli terhadap rakyat , agar kita sebagai rakyat juga mencintai pemerintah kita, karena kita dapat hidup , bekerja, dan mati ditanah air kita ini.Dan menghilangkan jargon yang semakin lama semakin santer untuk apa mencintai ibu pertiwi karena ibu pertiwi tidak mencintai diriku. Hal itu bukanlah isapan jempol belaka "KITA BISA KARENA KITA BERSAMA , KITA KUAT KARENA KITA SATU RASA, KITA JAYA KARENA KITA SATU CITA , mudah mudahan opini saya benar walapun kebenaran hakiki hanya milik ALLAH SWT. Ya ALLAH lindungilah Bangsa Ini dari niat jahat orang ataupun sekelompok orang yang takut karena kebesaran bangsa ini, dan lindungilah kami dari pemimpin yang kufur,dan jadikanlah kami orang orang yang senantiasa iklas dan selalu mencintai mu Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline