Dalam kehidupan sehari-hari, perubahan zat merupakan keadaan yang pasti terjadi, atau disebut juga sebagai sebuah keniscayaan. Perubahan zat terjadi pada turunnya hujan yang dimulai saat air dari laut, sungai, danau maupun tumbuhan menguap karena panas matahari sehingga membentuk uap air.
Uap air naik ke lapisan udara sampai saat bertemu udara dingin, uap air akan mengembun dan membentuk awan.
Awan terbawa oleh angin. Bila awan mencapai titik ketinggian yang sangat tinggi, yang suhunya sangat dingin, maka tetesan-tetesan air yang kecil akan bergabung sehingga membentuk tetesan air yang lebih besar, yang akan turun sebagai hujan.
Ketika hujan turun, maka air hujan mengalir ke laut, sungai dan danau serta diserap oleh tumbuh-tumbuhan. Proses ini pun berulang lagi terus-menerus. Hujan merupakan perubahan zat yang terjadi secara alami.
Manusia juga telah memanfaatkan perubahan zat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain pada pembuatan roti. Roti merupakan campuran dari tepung terigu, gula, air serta ragi.
Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi adonan roti yang dicetak dalam bentuk dan ukuran tertentu. Setelah didiamkan beberapa waktu, adonan roti akan mengembang yang disebabkan proses fermentasi yang dilakukan oleh ragi Saccharomyces cereviseae.
Fermentasi menghasilkan gas karbondioksida(CO2) yang menempati lapisan lapisan tipis pada adonan sehingga menyebabkan adonan mengembang.
Dalam ilmu pengetahuan alam, perubahan zat merupakan perbedaan keadaan yang dialami suatu zat karena tindakan tertentu. Perubahan zat digolongkan menjadi dua, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Penggolongan ini didasarkan pada perubahan sifat materi atau komposisi kimia suatu zat.
Perubahan fisika tidak mengubah komposisi kimia atau sifat materi suatu zat dan tidak menghasilkan zat baru. Zat yang mengalami perubahan fisika dapat kembali ke bentuk semula atau dikenal dengan sifat "reversible".
Perubahan fisika meliputi perubahan bentuk, perubahan wujud serta pencampuran zat. Keadaan yang termasuk perubahan fisika diantaranya pembentukan kayu menjadi meja, kursi dan produk kayu lain, penggerusan batu menjadi kerikil, serta penggilingan beras menjadi tepung beras. Tindakan di atas hanya mengubah bentuk, namun tidak mengubah sifat atau komposisi kimia zat.
Perubahan fisika juga terjadi pada perubahan wujud zat, baik. Keadaan ini sangat mudah diamati pada saat zat cair menjadi gas, (menguap), zat padat menjadi gas, (menyublim), zat padat menjadi cair maupun sebaliknya.(mencair). Kalor dibutuhkan dalam perubahan zat tersebut. Sebaliknya, gas juga dapat berubah menjadi cair (mengembun), gas berubah menjadi padat(deposisi) serta zat cair berubah menjadi padat (membeku). Keadaan ini terjadi karena dilepasnya kalor.