Lihat ke Halaman Asli

Apakah Lapar adalah Tanda Diet Gagal?

Diperbarui: 21 Agustus 2017   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa arti Diet?Jika membahas tentang diet, mungkin hal yang pertama muncul di benak sebagian besar orang adalah konsep "mengurangi" porsi makan atau intensitas makan, bahkan ada yang memaknai diet sebagai "puasa" dalam arti tidak akan makan apa pun selama beberapa jam dan hanya mengonsumsi bahan makanan yang telah disepakati menurut sebuah gaya diet tertentu. Saya ingin mengingatkan bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diet diartikan sebagai "aturan makan khusus", sehingga sebenarnya konsep diet bukanlah "mengurangi" melainkan "mengontrol" apa yang kita makan.

Mengontrol yang bagaimana? Jika ingin membentuk tubuh dan mendapatkan postur yang ideal, maka logika sederhananya adalah yang gemuk atau kelebihan lemak harus menguranginya, dan yang kurus atau kurang massa otot harus menambahnya. Lalu apakah berarti jika yang gemuk harus mengurangi makan dan yang kurus harus banyak makan? 

Tidak juga. Perlu kita mengerti bahwa makanan mengandung zat gizi yang bervariasi, namun komponen yang dapat dimetabolisme menjadi energi hanya ada tiga: karbohidrat, lemak dan protein. Sedangkan komponen lain seperti vitamin, mineral, dan sebagainya, dominan berperan pada mekanisme lain dalam tubuh selain urusan penyediaan energi. Dalam rangka mencapai tubuh yang ideal, maka yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kontrol terhadap asupan karbohidrat, lemak dan protein. Saya ulangi, kontrol terhadap asupan karbohidrat, lemak dan protein.

Anda perlu memahami konsep sistem energi berikut. Tubuh bergerak karena ada kontraksi otot, untuk otot berkontraksi dibutuhkan ATP, ATP didapat dari metabolisme karbohidrat (glikolisis), lemak (lipolisis) atau protein (deaminasi). Karbohidrat merupakan senyawa yang paling mudah dimetabolisme dibanding lemak dan protein, sehingga jika tubuh membutuhkan energi besar maka karbohidrat akan dimetabolisme terlebih dahulu.

Namun jika tubuh tidak memerlukan energi besar sedangkan jumlah karbohidrat cukup banyak dalam tubuh, maka sebagian karbohidrat tersebut akan dirakit menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan lemak. Ingat bahwa karbohidrat bukan hanya nasi, namun juga "gula". Mungkin Anda merasa sudah mengurangi konsumsi nasi atau makanan tinggi karbohidrat lainnya namun lemak masih nongkrong di beberapa bagian tubuh Anda, cobalah mengevaluasi apakah Anda masih suka makanan atau minuman manis?

Terkait lemak, kebanyakan orang menghubungkan antara pembakaran lemak dengan pengeluaran keringat, padahal hal itu merupakan dua mekanisme yang berbeda. Metabolisme lemak (lipolisis) adalah proses pemecahan lemak hingga menjadi ATP, sedangkan berkeringat merupakan mekanisme pendinginan tubuh ketika suhu tubuh meningkat (karena suhu tubuh yang terlalu tinggi akan berbahaya bagi protein dalam sel). Metabolisme lemak memerlukan oksigen, sehingga jika Anda ingin mengurangi kadar lemak tubuh, maka Anda perlu melakukan aktivitas fisik yang bersifat aerob (aktivitas yang membutuhkan banyak oksigen) seperti joging, bersepeda, jalan keliling kota, dan sejenisnya. 

Lemak tidak akan berkurang jika tidak "digunakan", dalam arti digunakan untuk melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya metabolisme lemak. Saya tidak merekomendasikan penggunaan obat atau suplemen yang diklaim dapat menurunkan kadar lemak tubuh. Jika Anda ingin lemak berkurang, maka gunakanlah lemak tersebut dengan beraktivitas fisik daripada membahayakan ginjal Anda dengan suplemen-suplemen yang tidak jelas mekanismenya dalam tubuh. Yang Anda butuhkan adalah melawan rasa malas untuk bergerak, malas untuk berolahraga. Itu saja.

Tentang protein, protein disebut juga "building block" atau senyawa pembentuk tubuh. Tubuh Anda terbuat dari protein yang berikatan dengan senyawa lain atau protein lain. Protein bisa dimetabolisme menjadi ATP pula, namun itu adalah opsi terakhir. Jika karbohidrat dan lemak dalam tubuh Anda tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi, maka tubuh mulai membongkar struktur protein dalam tubuh Anda, biasanya yang dibongkar lebih dulu adalah otot rangka. 

Otot Anda juga merupakan rangkaian protein, sehingga jika Anda ingin memperbesar massa otot, maka Anda perlu memperhatikan asupan protein. Namun untuk memicu pertumbuhan otot, otot harus diberi beban lebih dari kapasitasnya, untuk itulah ada olahraga yang disebut "weight training" atau latihan beban, di mana otot-otot dilatih dengan pembebanan tertentu dan kemudian diberi asupan protein tinggi sebagai bahan pembentukan otot-otot baru.

Dari memahami tiga senyawa tersebut saya harap Anda telah memiliki gambaran tentang bagaimana kebutuhan Anda saat ini dalam asupan karbohidrat, lemak dan protein. Jika Anda kurus dan hendak menambah massa otot, mungkin tidak terlalu banyak pantangan ini itu, Anda hanya perlu berani untuk merasakan sakitnya latihan beban dan mahalnya protein. Namun jika Anda gemuk dan ingin mengurangi kadar lemak, Anda sangat perlu untuk menambah aktivitas fisik Anda dan memperhatikan apa yang Anda makan, serta berapa banyak benda itu Anda makan. 

Ketika membaca artikel kesehatan mungkin sesaat Anda merasa siap untuk melakukan olahraga dan mengatur pola makan, namun perasaan itu akan segera lenyap ketika Anda merasa "lapar". Terkadang rasa lapar itu seperti rasa cinta yang bisa datang dan pergi begitu saja, dan mengalahkan segalanya termasuk konsentrasi Anda dalam bekerja. Bisakah kita mengendalikan rasa lapar? Bisa saja jika kita tahu perasaan apa itu sebenarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline