Kata-kata Introvert dan Extrovert mulai terkenal kembali di sekitar 2 dasawarsa terakhir. Padahal sebenernya istilah Introvert sendiri sudah dikenal sejak 1920 oleh seorang psikolog yang berasal dari Swiss bernama Carl Gustav Jung, ia juga yang merintis dan mengembangkan konsep psikologi analitik atau psikoanalisis.
Banyak orang yang salah mengartikan istilah introvert sebagai pribadi sosok yang pemalu, secara definisi pemalu adalah sifat atau karakteristik yang ditandai dengan kecenderungan merasa gugup, khawatir, atau canggung selama berinteraksi sosial, terutama dengan orang asing yang baru dikenal. Introvert adalah tipe kepribadian, sedangkan pemalu salah satu bentuk kecemasan. Artinya, seorang introvert belum tentu pemalu. Introvert dapat digambarkan sebagai seorang yang membutuhkan waktu sendirian untuk memulihkan energinya, lebih nyaman berinteraksi dengan kelompok yang kecil dibandingkan kelompok besar, merasa lebih nyaman berfokus pada pemikiran dan gagasan batin mereka, daripada apa yang dibahas oleh orang lain diluar, sifat pendiam dari seorang introvert ini menjadi penyebab disalahartikannya seorang introvert pasti pemalu.
Banyak cara untuk melihat apakah kita seorang introvert atau extrovert melalui serangkaian test oleh psikolog atau mandiri melalui online, walaupun dibeberapa test kepribadian sekarang ada istilah ambivert atau sebuah karakter yang bisa dikatakan sebagai persilangan atau gabungan antara Introvert dan Extrovert. Orang dengan kepribadian ini dapat dikatakan memiliki kepribadian yang seimbang, karena dapat menyesuaikan diri dimana saat ia harus menjadi Introvert atau Extrovert. Namun, sisi negatif dari karakteristik Ambivert adalah cenderung sensitif dan moody.
Seorang Introvert memang tidak selalu menonjol dalam sebuah diskusi di kelompok yang besar, tetapi dengan sebuah kesempatan untuk bisa menyampaikan gagasan atau ide dari seorang introvert, seringkali akan memberikan sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan sebagai sebuah solusi pada permasalahan yang terjadi atau bahkan menjadi ide yang besar yang bisa membawa ke tujuan dengan lebih optimal. Cobalah mnegerti dan jangan memaksakan mereka untuk lebih aktif seperti seorang extrovert karena energi yang mereka rasakan sangatlah berbeda, ketidaknyamanan bisa membuat seorang introvert memilih untuk menghindar dan keluar dari kelompok tersebut tanpa mengatakan apa-apa. Setiap pemimpin dalam sebuah tim harus bisa mengetahui karakter masing-masing anggotanya jika ingin memaksimalkan potensi mereka, jangan lagi ada penyamaan standard pada sebuah penilaian berdasarkan keaktifan berdiskusi diantara kelompok tersebut, tetapi approaching yang berbeda bisa menjadi salah satu solusi.
Seorang Introvert bukan tidak bisa berhasil atau menjadi pemimpin, atau seorang extrovert bukan berarti pasti berhasil dan pasti menjadi pemimpin, semua kembali ke pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman masing-masing individu, yang berbeda hanya bagaimana individu-individu ini bisa menyelesaikan sebuah permasalahan dan mencapai sasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H