Perang adalah kelanjutan dari politik (kebijakan) -- Carl von Clausewitz
Perang merupakan suatu hal yang sangat manusiawi. Praktis hampir tidak ada tahun berlalu tanpa ada suatu perang terjadi di salah satu pojok dunia. Manusia telah berperang menggunakan berbagai alasan, dari mulai atas nama Tuhan hingga mencari barang jarahan. Dari berperang demi satu suku/etnis tertentu hingga berperang atas nama kemanusiaan.
Sebuah pertanyaan yang mungkin terbetik di benak pembaca yang Budiman, Mungkinkah ada serangan militer Asing ke Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa mencoba berkaca pada kejadian di masa lampau.
Latar belakang
Berperang bukanlah hal yang mudah dan murah. Ketika suatu entitas memutuskan untuk berperang, biasanya hal itu dilakukan sebagai upaya paripurna ketika semua upaya telah gagal dilakukan. Dan tentunya ada sesuatu yang dijadikan tujuan.
Perang Vietnam (1966-1973), bagi Amerika Serikat adalah upaya membendung komunisme, bagi Vietnam merupakan upaya penyatuan.
Kemudian perang Afghanistan (1979) bagi Uni Soviet adalah untuk mempertahankan pemerintahan pro-komunis, bagi kaum mujahidin adalah perang suci melawan ateisme komunis, bagi Amerika Serikat merupakan kesempatan untuk mengikis kemampuan Soviet.
Pada masa yang lebih lampau lagi, kita tahu bagaimana negara-negara eropa ramai-ramai menyerbu belahan dunia lain untuk mendapatkan rempah-rempah, pasar, dan sumber energi.
Indonesia sendiri turut merasakan di serbu oleh Belanda, Portugis, Spanyol dan Inggris demi pala, lada, kapulaga, kayu manis, timah.
Selanjutnya Jepang ikut menghantam Indonesia demi mendapatkan pasokan minyak bumi. Selain itu, negara-negara eropa juga turut menguasai beberapa wilayah Indonesia demi mengamankan jalur laut mereka.