Lihat ke Halaman Asli

Paving Plastik dari Limbah Non-Daur Ulang oleh Mahasiswa KSM-T UNISMA Kelompok 37 bersama Masyarakat Drigu Poncokusumo

Diperbarui: 3 September 2024   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: KSM-T 37 UNISMA) 

Kehidupan bermasyarakat tidak akan pernah bisa dilepaskan dengan sisa atau limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga terdiri dari limbah organik dan non-organik. Seperti yang terjadi di Dusun Drigu Desa Poncokusumo, sampah yang sering ditemui berupa sampah organik sisa makanan dan sampah non-organik seperti plastik bungkusan dan popok. Sumber sampah ini berbeda-beda, ada yang berasalh dari limbah rumah tangga dan ada yang sengaja membuang sampah liar di daerah dekat bambu Drigu Poncokusumo. Tindak pencegahan sudah dilakukan oleh Kepala Dusun Drigu Poncokusumo Pak Amrullah dengan membangun pagar dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk tempat penampungan sampah. Menurut Bapak Amrullah selaku Kasun Drigu berpendapat, sampah yang paling banyak di buang secara sembarangan adalah bungkusan makanan, botol sekali pakai dan kantong plastik (07/08/2024).

Pengolahan sampah plastik sudah diterapkan di berbagai daerah, namun untuk sampah plastik berjenis kantong plastik dan bungkusan makanan memiliki nilai jual rendah dan tidak dapat didaur ulang seperti yang mahasiswa KSM-T Universitas Islam Malang temui ketika mengunjungi TPA Tumpang Lestari bersama dengan Kepala Dusun Drigu Poncokusumo (15/08/2024). Hasil yang didapatkan dari pengamatan adalah banyak jenis sampah plastik yang dibiarkan dan dibuang kembali karena tidak memliki nilai jual dan tidak dapat di daur ulang seperti kemasan, tas plastik, botol plastik dengan ketebalan tertentu hingga kertas.

(Sumber: KSM-T 37 UNISMA) 

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut kelompok 37 KSM-T UNISMA melakukan diskusi dengan Kepala Dusun Drigu Pak Amrullah untuk melakukan tindakan pengolahan sampah dengan cara melakukan pemilahan sampah mulai dari rumah yang kemudian akan ditampung di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ada di Drigu Poncokusumo. Sampah ini akan langsung dikelompokkan berdasarkan dengan jenisnya. Kegiatan ini mulai dilaksanakan sejak 18 Agustus 2024 dengan tujuan untuk mempercepat proses pengolahan.

Kelompok 37 KSM-T UNISMA pengolahan sampah plastik non-daur ulang untuk dijadikan produk berupa paving block. Program ini dilakukan dengan cara sosialisasi, uji coba dan pelatihan terhadap petugas yang ada di TPS Drigu Poncokusumo. Menurut Bekti selaku ketua kelompok 37 KSM-T UNISMA, pengolahan sampah ini terinspirasi dari pemanfaatan limbah plastik yang ada di Bandung.

(Sumber: KSM-T 37 UNISMA) 

Dalam pengolahan sampah plastik menjadi paving block kelompok 37 KSM-T UNISMA berfokus ke sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti bungkus makanan, botol plastik minuman, dan kantong plastik. Program pelatihan dan pengolahan sampah ini berjalan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Drigu Poncokusumo pada tanggal 23 Agustus 2024 dan diikuti oleh petugas TPS Drigu Poncokusumo. Tujuan dari program ini adalah pengurangan pecemaran sampah plastik non-daur ulang dan pemanfaatan sampah plastik menjadi barang atau produk yang dapat dimanfaatkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline