Lihat ke Halaman Asli

KSM Defensia

Kelompok Studi Mahasiswa Defensia

Bendungan Pembangkit Listrik Ethiopia Mengancam Kehidupan Rakyat Mesir

Diperbarui: 14 September 2022   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Oleh : Yohana Claudia

Sungai Nil merupakan sungai yang terletak di kawasan Afrika Utara dan dikenal sebagai salah satu sungai terpanjang di Afrika. Sungai ini mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil melewati sembilan negara dan kemudian bermuara di Mesir, Laut Tengah. 

Potensi yang terdapat pada Sungai Nil tentu dimanfaatkan oleh sembilan negara tepi Sungai Nil yang antara lain adalah Ethiopia, Mesir, Sudan, Uganda, Rwanda, Burundi, Kongo, dan Eritera. Kesembilan negara tersebut telat membentuk Nile Basin Initiative untuk mengelola kepentingan, menjaga potensi lingkungan, dan kualitas air Sungai Nil dari kerusakan. Tetapi, kepentingan beberapa negara tetap mengakibatkan konflik.

Diketahui bahwa Ethiopia telah merencanakan pembangunan Bendungan GERD (Grand Ethiopian Renaissance Dam) sejak tahun 2011, dan langsung mendapatkan respon negatif dari Mesir dan Sudan. 

Mesir menentang dengan alasan bahwa bendungan tersebut memiliki kemungkinan merusak potensi Sungai Nil dan mengurangi debit air bagi negara tepi Sungai Nil di bagian hilir, sedangkan Ethiopia bersikeras bahwa bendungan GERD tidak akan menggunakan terlalu banyak air. Ethiopia sendiri menyebutkan bahwa target dari Bendungan GERD sendiri adalah 4.9 milyar meter kubik air untuk mencapai 6.000 megawatt listrik. 

Bendungan ini adalah solusi dari masalah kesulitan listrik yang terjadi di Ethiopia. Ini akan menjadi titik penting bagi pertumbuhan ekonomi Ethiopia. Sayangnya, belum ada waktu pasti mengenai kapan bendungan akan beroperasi. Sejauh ini, bendungan telah dibangun 70%.

Mesir bersikeras menentang adanya bendungan GERD hingga saat ini. Sungai Nil diperkirakan sebagai sumber air bagi 100 juta orang Mesir, dan jika bendungan menguras cukup banyak air dari Sungai Nil maka tidak menutup kemungkinan bahwa Mesir akan mengalami kekeringan lagi. 

Kedua pihak tetap pada pendirian masing-masing dan kurang mau berkompromi sehingga perundingan yang diadakan tidak pernah mencapai kesepakatan. Perundingan di Kinshasa, Kongo, pada tanggal 4-5 April telah gagal mencapai kesepakatan. 

Perang adalah cara yang sangat dihindarkan. Meskipun Mesir pernah menjamin bahwa mereka tidak akan menghendaki perang pada tahun 2014, pada akhirnya Rusia telah menawarkan pertemuan segitiga bagi Mesir, Ethiopia, dan Sudan untuk mencegah kemungkinan terburuk dan menyikapi situasi.

REFERENSI

BBC. 2020. Sengketa Bendungan Sungai Nil antara Ethiopia, Mesir, dan Sudan. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53506036 pada tanggal 18 April 2021.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline