Lihat ke Halaman Asli

Untuk Ujang Sahabatku

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Ini tulisan pertama ku di kompasiana,dan aku akan menceritakan teman yang ku sebut sahabat. dia lah orang yang mengajak ku bergabung kedalam situs ini. Dulu sewaktu umurku 6 tahun, sedang di adakan acara arisan ibu-ibu di rumahku. aku belum memiliki teman jadi aku hanya duduk sendirian di bale-bale depan rumah ku. tak lama berhentilah sebuah mobil JIP yang sangat besar dan keren!! aku tau betul mobil siapa itu, itu adalah mobil om riswan, om yang lucu dan baik karna sering memberi ku coklat. tak lama keluarlah tante Os (istri om Iswan), bersama dengan seorang bocah seumuran ku. ya dia lah Ujang kecil, dia mengajak ku menjauh dari kerumunan ibu-ibu dan menyepi di dalam mobilnya yang penuh mainan, dan begitu saja kami berteman sampai sekarang. Ujang adalah pahlawan ku, idola ku. Ujang sangat terampil bermain bola, gocekan mautnya, larinya yang cepat dan kelincahan nya lah yang membuat nya selalu bisa menjadi pemain hebat di tim, dia juga motivator ulung untuk diriku, pernah suatu ketika tim kami kalah 5-1, semua pemain down apalagi aku yang menjadi kiper saat itu, namun Ujang membuat semunya bersemangat lagi dengan kata-kata heroik nya! Saat SMP kami pernah pula di Palak kaka kelas, sudah beberapa kali kami di palak, Ujang berkata, "kasih aja rel, duit segitu juga, lagian kasian mereka mungkin gak di kasih duit jajan sama emaknya" "ok,...!" namun karena keseringan memalak ku,Ujang berontak, dia memukul kaka kelas. kaka kelas kami itu sontak langsung membalas, kemudian memangil pasukannya lantas mengeroyok Ujang, sementara aku yang tak berdaya hanya bisa diam. " hey bodoh seharusnya jangan diam, lari!!!" " sory Jang aku gak bisa bantu, aku nyesal!!" "gak apa-apa bodoh, hahahaha" ya Ujang adalah pahlawan ku, setiap aku susah dia selalu bisa membantu ku menyelesaikan masalah ku. Namun hidup nya lebih berwarna,usaha ayahnya yang sekarang tak secemerlang dulu membuatnya harus menjalani kehidupan keras, tak kubayangkan bagaimana kehidupan mewah bak dikerajaan kini berganti menjadi kehidupan keras penuh perjuangan. kalau aku mungkin sudah bunuh diri karna tidak sangup. Ya kisah cinta nya pun sangat menarik untuk di ikuti, selalu berakhir dengan perpisahan. kabarnya cinta terakhirnya pun pergi merantau entah kemana. namun bukan ujang kalau tak bisa melewati,apaun masalahnya. tapi ada satu yang tidak kusuka dari ujang, kebiasaan merokoknya lah yang mungkin akan membuatnya lebih dulu mati dari pada aku, berapa kali sudah kulaarng dan menasehatinya, namun tak jua didengarnya. kini walau kami terpisah di dua pulau yang berbeda, setelah lulus kuliah nanti kami akan merantau bersaama. kembali bertualang lagi. karena kami sahabat sejati.

sahabat sejati takan pernah mati. sahabat sejati selalu ada hingga akhir nanti. terimakasih sahabat sejati, kau selalu dihati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline