Lihat ke Halaman Asli

ACJP Cahayahati

TERVERIFIKASI

Life traveler

La La Land: antara Modern dan Tradisi, antara Idealisme dan Realita

Diperbarui: 4 Maret 2017   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film musikal memang tidak terlalu ramah Oscar terutama untuk kategori film terbaik. Bahkan, walaupun sudah dinobatkan menjadi film terbaik 2017 sekalipun hanya bertahan 2,5 menit saja hehehehe ... seperti yang terjadi pada fillm La La Land minggu lalu, karena kesalahan petugas akuntan, yang tertukar memberikan amplop pemenang ke laudator Faye Dunaway dan Warren Beatty. Keteledoran ini membuat Faye Dunaway setelah pengumuman menghilang dari penglihatan dan Warren Beatty dengan tegar berusaha menjelaskan duduk perkara dan memperlihatkan kartu yang benar. Dalam hitungan detik, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di atas panggung. Untunglah, produser film La La Land Jordan Horrowitz cukup sigap dan dengan besar hati menjelaskan dan kemudian memberikan Oscar yang baru saja didapat ke awak film Moonlight.

Sementara Jimmy Kimmel, sang moderator, yang tadinya sudah bersiap menutup acara dengan duduk di sebelah Matt Damon di jajaran penonton, segera bergabung ke atas panggung dan mencairkan suasana yang ada. Awalnya banyak orang berpikir, ini salah satu banyolan Kimmel yang tidak lucu. Ternyata, Kimmel pun tidak tahu apa yang terjadi. Begitulah, perhelatan Oscar 2017 ini tentu akan lama berkesan di ingatan banyak orang. Siapa yang paling senang dengan keteledoran ini? Tentu saja Trump, yang langsung mengirim cuitan sinisnya, untuk membalas sindiran-sindiran politik Kimmel sepanjang acara. Heheheh ... Hollywood, memang mampu menyentuh hati orang dengan caranya sendiri, termasuk dalam keteledorannya.

Film musikal terakhir yang dinobatkan menjadi film terbaik Oscar adalah Chicago tahun 2003. Bila dirunut mundur lagi ke sebelumnya, baru tahun 1961 Oscar diberikan ke film musikal dan dansa West Side Story, atau tahun 1951 untuk film musikal An American in Paris lalu tahun 1930 untuk film musikal The Broadway Melody. Jadi seumur 89 tahun Oscar, baru 4 film musikal saja lolos menjadi film terbaik. Irit ya ... hehehe, tapi memang tidak menang dalam kategori film terbaik Oscar bukan artinya tidak berhasil mencetak box office, film musikal seperti Grease, Mamma Mia, Les Miserables lalu sekarang La La Land berhasil mencetak keuntungan yang luarbiasa. 

Apalagi La La Land, garapan sutradara Damien Chazelle, sutradara termuda yang pernah mendapatkan Oscar ini, modal produksinya minimal tapi keuntungannya berpuluh kali lipat, seperti film Damien lainnya Whiplash. Damien ini baru berumur 32 tahun, pecinta jazz bahkan tadinya ia pun berniat menjadi pemukul drum jazz tapi karena ia menyadari bakatnya kurang ia pun beralih ke dunia film dan ternyata untuk menjadi sukses. Damien baru menggarap 3 Film, yang disutradai dan ditulis sendiri naskahnya, dalam film Guy and Madeline on The Park Bench (2009), Whiplash (2013) dan La La Land (2016) tapi hasil karyanya sudah diwarnai banyak banyak penghargaan dan yang paling menarik adalah ke-3 filmnya ini sangat kental dengan musik dan jazz, sesuai hobinya.

Apa yang menarik dari alur cerita film La La Land?

Kami sekeluarga dengan senang hati nonton film ini di bioskop. Kami menyukai film-film musikal. Saya tahu Ryan Gosling dulu masuk di klub Mickey Mouse dengan Justin Timberlake dan Britney Spears, tapi bila terbiasa melihat Ryan Gosling di Nice Guys, Crazy Stupid Love, Blue Valentine atau Lars and The Real Girl, rasanya sulit membayangkan Ryan Gosling saat menyanyi, tapi hey ternyata tidak hanya menyanyi tampaknya ia juga piawai ber-tap, Waltz dll dance dan main piano. Tapi memang sih walaupun Ryan masuk nominasi sebagai aktor pemeran utama terbaik, peran Emma Stone lebih meyakinkan dan menyentuh, sangat patut menjadi artis pemeran utama terbaik Oscar 2017. Tapi melankolinya Ryan Gosling, membuat film La La Land lebih menyentuh kulit dan tulang.

Alur ceritanya sebetulnya sesuatu yang massal terjadi di kota seperti Los Angeles, kota Hollywood, di mana banyak seniman, artis dan musiker datang mencari peruntungan. Keberhasilan terkadang tidak hanya tergantung dari bakat saja untuk para artis wannabe seperti sangat ditentukan Keberuntungan dan kesempatan, yang 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline