[caption caption="dok pribadi"][/caption]Slogan "Mandiri energi untuk Indonesia mendunia" sungguh menggelitik gumam. 2 tema besar yang luarbiasa berat ada di dalamnya, mandiri energi dan Indonesia mendunia. Bila itu merupakan target atau harapan, maka kedua tema itu bila dibandingkan dengan kenyataan sekarang bukan hanya merupakan jalan panjang dan berliku tapi juga hampir seperti utopia.
Indonesia mandiri energi ?? Bayangkan saja, Ibu Karen sendiri mengatakan bahwa
konsumsi energi primer kita telah meningkat lebih dari 50 persen sejak tahun 2000 hingga 2010. Namun, produksi minyak, yang masih mendukung sebagian besar kebutuhan energi kita, telah turun dari puncak produksi sejumlah 1,6 juta barel per hari menjadi hanya 861.000 barel per hari di tahun 2012. Pada saat bersamaan, cadangan minyak terbukti menurun lebih dari 1,9 miliar barel sejak 1992, yang merupakan penurunan paling tajam di Asia. [1]
Menurut [2] PT Pertamina (Persero) tahun 2015 akan mengimpor 300 juta barel minyak mentah dan produk bahan bakar minyak (BBM). Impor tersebut terdiri dari produk kilang pertamax, premium, avtur dan solar 200 juta barel, sedangkan minyak mentah sekitar 100 juta barel. Jelas terlihat di sini menuju mandiri energi, yang saya maknai surplus energi tidak lagi impor energi, jalannya masih terjal dan panjang.
Sedangkan untuk 'Indonesia Mendunia', saya lebih memiliki harapan. Slogan 'Ayo Indonesia Mendunia' ini sebetulnya sudah diusung oleh Pertamina sejak ulang tahun Pertamina sebagai persero yang ke-10 tahun 2013. Hal ini tidak lain untuk mewujudkan aspirasi 2025 untuk menjadi Asian Energy Champion, menjadi perusahaan migas nomor 1 di Asia.
Langkah awal menuju ke sana setidaknya telah dimulai Pertamina tahun 2013, menjadi BUMN juga perusahaan Indonesia pertama dan satu-satunya tahun itu, yang masuk Majalah Fortune 500 edisi bulan Juli 2013 di peringkat 122 sebagai Top Company dunia. Kriteria Top Company ini berdasarkan total pendapatan perusahaan per tahun fiskal yang berakhir pada atau sebelum bulan Maret. Kemudian total pendapatan tersebut akan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya. Sayangnya, tahun 2014 Pertamina turun ke peringkat ke-123 dan tahun 2015 karena ada penurunan profit, harus berbahagia dan tetap bangga di peringkat ke-130 perusahaan dunia [3]. Selain itu, Pertamina untuk pertama kalinya melakukan akusisi blok minyak yang sudah berproduksi di luar negeri yaitu di Aljazair dan Iraq.
Sehingga bagi saya saat ini slogan "Indonesia Mendunia untuk Mandiri Energi" lebih realistis.
Mengupas Wewenang Pertamina mewujudkan Mandiri Energi
Bagaimana mewujudkan dan mengawinkan wewenang Pertamina dengan kondisi lapangan untuk mencapai mandiri energi ? Saya sengaja memisahkan mandiri energi dari Indonesia mendunia karena menurut saya penekanan strateginya berbeda walaupun bisa jadi pada akhirnya akan bersinergi.
PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang penyedia sumber energi primer meliputi minyak bumi, gas serta energi baru dan terbarukan. Dari energi primer ini akan dihasilkan energi akhir berupa bensin, solar, minyak tanah, listrik, panas atau dingin dll.
Sangat perlu untuk mengenal dan membedakan antara energi primer dan energi akhir karena bisa jadi wujud energi akhir berbeda tapi bersumber dari energi primer sama, seperti minyak tanah dan bensin, dua energi akhir berbeda tapi berasal dari sumber energi primer yang sama, minyak bumi. Demikian juga energi akhir sama tapi bersumber dari energi primer berbeda, seperti listrik yang bisa berasal dari minyak bumi, gas atau matahari.