Hari ini (3 Desember 2015) untuk pertama kalinya diresmikan sebagai Building Day di COP 21 atau Conference of Parties ke-21 di Paris. Sedikit kilas balik tentang COP ini, COP merupakan pertemuan yang diselenggarakan setiap tahun dan merupakan Kerangka Kerja PBB dalam hal Perubahan Iklim. COP pertama kali diselenggarakan di Berlin tahun 1995. COP21 Paris akan berlangsung dari tanggal 30 November 2015 sampai tanggal 11 Desember 2015.
Mungkin sebelum ini kita sering mendengar tentang Kyoto Protocol atau aksi Montreal atau kegagalan Kopenhagen. Itulah hasil-hasil yang diberikan pada COP di Kyoto ke-3 tahun 1997 dan COP ke-11 di Montreal. Sementara COP ke-15 tahun 2009 di Kopenhagen dianggap gagal karena tidak ada kesepakatan yang ditandatangani, karena memang tujuan COP pada umumnya adalah ditandatanganinya kesepakatan yang mengikat secara hukum bagi semua negara yang berpartisipasi, untuk menjaga pemanasan global agar peningkatan suhunya tidak melebihi ambang batas 2 derajat celcius.
Peserta COP ini lebih dari 40.000 delegasi dari 195 negara di seluruh dunia. Indonesia juga termasuk di dalamnya. Pemimpin-pemimpin besar dunia termasuk Presiden Jokowi hadir. USA, Cina, India dan Indonesia adalah negara-negara emitor terbesar Karbon dunia. Negosiasi di COP ini tidak hanya berfokus pada komitmen mengurangi gas rumah kaca tapi juga keuangannya. Kalau sudah berhubungan dengan keuangan biasanya memang negosiasi menjadi makin ruwet dan njelimet.
Tapi setidaknya sudah diawali dengan penentuan hari ini sebagai Building Day untuk pertama kalinya menurut saya pembuka COP yang baik. Mengapa baik menurut saya, karena kegiatan manusia itu sebagian besar dilakukan di dalam bangunan. Dengan meningkatnya teknologi dan taraf hidup manusia, maka kenyamanan dalam gedung akan semakin dituntut. Untuk di negara-negara tropis dan gurun tentu saja dengan sendirinya penggunaan alat pendingin ruangan AC akan semakin digenjot, di negara-negara sub tropis dan apalagi kutub kebutuhan pemanas ruangan pun akan meningkat.
Kenapa Bangunan dan Gedung Penting diangkat untuk Pengendalian Pemanasan Global?
Lebih dari 30% emisi gas rumah kaca berhubungan dengan gedung atau bangunan. Selain itu:
1. solusi pengendalian emisi gas rumah kaca di bangunan lebih mudah diatasi karena solusinya sudah tersedia
2. keuntungan meningkatkan kualitas bangunan dari segi konsumsi energi, kesehatan dan sosial sangat signifikan,
3. bangunan itu rata-rata berumur 50 tahun lebih jadi bila kualitas gedung sudah dipikirkan sekarang dampak positifnya panjang dan
4. dalam bangunan memungkinkan kita banyak sekali melakukan penghematan energi.
Jadi bila kita masih melirik miring untuk meningkatkan kualitas bangunan kita, cobalah tengok karya arsitek bangsa Romawi yang kiatnya membuat bangunan tidak hanya untuk hari ini tapi untuk seumur hidup sehingga karya-karyanya bahkan masih bisa dinikmati 2000 tahun kemudian.