Lihat ke Halaman Asli

ACJP Cahayahati

TERVERIFIKASI

Life traveler

8 Maret: Perayaan Hari Perempuan Internasional ala Jerman

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425815100915992092

[caption id="attachment_401511" align="aligncenter" width="593" caption="dokumen https://www.berlin.de/special/familien/2976687-2864562-frauentag-international-blumen-statt-gle.html"][/caption]

Email masuk dari Internationale Frauengruppe (Grup Perempuan Internasional) di kota saya tinggal di Jerman seminggu yang lalu, mengajak untuk nonton bersama siang ini Film Sternstunde Ihres Lebens atau terjemahan bebasnya 'Titik Balik (Milestone) Kehidupannya'. Film tahun 2014 ini adalah sebuah film biografi dari seorang ahli hukum perempuan Jerman, anggota parlemen dari partai SPD Elisabeth Selbert.

Akhir tahun 1948 awal tahun 1949 Elisabeth Selbert memperjuangkan satu kalimat yang terdiri dari 6 kata untuk masuk dalam UUD Jerman. Namun usahanya menghadapi tantangan keras dari segala pihak. 6 kata yang berisi "Männer und Frauen sind gleich berechtigt atau laki-laki dan perempuan memiliki hak sama" masih dianggap tabu dan ditentang tidak hanya oleh kolega laki-lakinya tapi juga dari kolega perempuan di parlemen. Demikian juga, sekretaris Elisabeth Selbert awalnya meragukan tuntutan dari Elisabeth Selbert dapat terwujud.

Akhirnya dengan perjuangan dan usaha yang against all odds, ibu Selbert ini berhasil menguatkan hak perempuan Jerman, walaupun prakteknya masih saja ada dalam hal gaji, antara perempuan dan laki-laki di Jerman yang sudah maju ini, tidak sama.

Pikiran yang melintas bagi saya adalah dalam UUD 1945 tidak ada disebutkan mengenai perempuan atau laki-laki secara khusus. Dalam UUD kita hanya menyebutkan setiap orang saja yang tentunya berlaku untuk keduanya kan. Lalu, kenapa ibu Selbert ini menganggap penting 1 kalimat berisi dari 6 kata itu untuk masuk dalam UUD Jerman (dalam artikel atau pasar 3) dan terbaca hitam di atas putih ?? Bagi saya mendatangkan tanda tanya.

Di Indonesia, yang saya alami tentunya, kebutuhan untuk mensejajarkan diri, mendapatkan hak sama selain yang telah diperjuangkan oleh Kartini, Dewi Sartika dkk dan berhasil, setelah itu tampaknya tidak pernah lagi muncul isu lain ke permukaan yang signifikan. Pada prakteknya pun yang saya alami, baik itu di sekolah maupun di tempat kerja, saya lihat baik perempuan dan laki-laki memiliki hak sama. Bisa ikut milih di Pemilu, bisa bekerja dll. Bahwa di kantor saya di Indonesia lebih banyak bos laki-lakinya dari pada perempuannya karena memang pekerjaan yang saya geluti dominasi kaum Adam. Saya kurang tahu bagaimana di bidang lain.

Pernah memang dulu, ibu saya bercerita bahwa di perkebunan teh ada perbedaan gaji antara laki-laki dan perempuan. Tapi detilnya seperti apa, ibu saya juga tidak pernah menjelaskan lebih dalam.

Kembali pada apa yang terjadi di Jerman, membuat saya semakin penasaran dengan film yang akan saya tonton ini. Memang di Jerman larangan untuk memilih memberikan suara di Pemilu, larangan untuk bekerja dulunya juga tertulis hitam di atas putih di atas sebuah Undang-undang, tampaknya kebutuhan untuk menuangkan dalam UUD persamaan hak antara perempuan dan laki-laki di Jerman karena itu lebih urgent sifatnya dari di Indonesia.

Berbeda dengan kondisi di Indonesia, di mana perempuan sejak republik ini berdiri sudah bisa ikut milih. Di Jerman pilih memilih di Pemilu usianya lebih tua lagi, perempuan di Jerman boleh memberikan suara di Pemilu baru 19 Januari 1919, setelah PD ke-1. Sebelumnya UU melarang perempuan ikut milih, padahal sejak tahu 1873 tuntutan perempuan ikut milih didengungkan.

Perayaan hari perempuan internasional dengan nonton bersama itu ala kami. Di kota lain seperti di Berlin, hari ini ada demonstrasi, di München diisi dengan presentasi, pemutaran film dll. Di negara lain seperti Cina, Madagaskar, Nepal dan Rusia tanggal 8 Maret merupakan hari libur nasional. Di negara bagian Jerman baru (DDR lama) ada tradisi menarik saat hari perempuan internasional ini yakni membagi-bagi bunga rote nelken seperti dalam gambar di atas. Menarik ya ... so selamat berhari Minggu, saya mau nonton filmnya. (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline