Lihat ke Halaman Asli

Semakin Disadap Semakin Sip

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Semakin digosok semakin sip. Bukan gosip tapi tanggap-menanggapi terkait penyadapan. Ribut soal penyadapan yang diberitakan media asing, ternyata membuat geram masyarakat Indonesia. Perasaan harga diri yang tercabik-cabik menambah panas situasi hubungan luar negeri Indonesia kepada Australia. Apalagi setelah pemberitaan penyadapan tersebut hanya ditanggapi emosi oleh kepala negara pertama kali melalui akun twitter. Dan baru disampaikan melalui pidato resmi beberapa lama oleh Presiden Indonesia.

Sebagian besar tanggapan masyarakat yang dipublikasikan menyebut tindakan Presiden Indonesia sudah terlambat. Tapi berdasarkan pepatah lama, lebih baik terlambat daripada tidak, menjadi pembelaan bagi langkah yang dilakukan Presiden Indonesia terhadap Australia. Setiap presiden mempunyai cara tersendiri dalam mengambil kebijakan. Demikian dengan Presiden Indonesia yang terkenal dalam keraguannya. Padahal ada analisa lain dengan sikap Presiden Indonesia dalam hal mengambil keputusan.

Presiden Indonesia mempunyai cara kerja yang bertentangan dengan sifat masyarakat Indonesia yang suka meledak-ledak. Masyarakat Indonesia cenderung cepat marah dan mudah tersinggung, buktinya sekali disadap, ributnya sampai persoalan politik. Hasilnya, media mempublikasikan dan seluruh dunia mengetahui kelemahan kita.

Jika sudah demikian, disaat Indonesia sedang diinjak-injak negara lain, apa pantas kita menginjak Presiden kita lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline