Dari tahun ke tahun, masalah yang klasik dan sudah turun temurun menjamur, terutama di kota besar seperti Jakarta tidak lain ialah kemacetan, dan juga masalah transportasi yang dirasa kurang layak jalan. Pemerintah dalam hal ini departemen perhubungan sepertinya sudah kehabisan ide untuk menarik minat masyarakat agar mau menggunakan kendaraan umum. Namun beruntungnya masih ada pihak pihak swasta yang melihat hal ini sebagai peluang bisnis yang prospektif, dengan menggaet warga Jakarta dan sekitarnya sebagai konsumen.
Terlihat semakin hari, semakin banyak bermunculan layanan transportasi berbasis aplikasi online di Jabodetabek dari mulai ojek online, taksi online, taksi motor hingga taksi mobil pribadi plat hitam dengan kenyamanan yang penuh disertai dengan tarif yang cukup terjangkau. Kini sepertinya pihak swasta yang lebih dominan dalam mengatasi permasalahan transportasi publik yang dirasa kurang layak jalan. Sebelumnya pemerintah yang dalam hal ini departemen perhubungan sempat kebingungan dalam mengatasi permasalahan klasik, yakni masalah kelayakan transportasi dan juga kemacetan.
Kini kalau di Jabodetabek dapat terlihat sudah banyak layanan usaha transportasi berbasis aplikasi online, sebut saja Grab bike, GO-Jek, Grab taxi, blu-Jek, Grab car, jeger taxi, Uber dan beberapa lainnya. Tak hanya di Jabodetabek, namun tren transportasi berbasis aplikasi online tersebut sudah menjamur di beberapa kota lainnya. Contohnya saja di Yogyakarta sudah ada layanan SAY Taxi (taksi yang dapat dipanggil ke rumah atau kantor dengan aplikasi android) yang agak mirip seperti Grab taxi, Go-Jek sebagai perusahaan ojek online pertama di Indonesia juga menjadikan Yogyakarta sebagai kota lahan bisnis bagi mereka karena sejak 2015 Go-jek resmi meluncurkan armada di kota tersebut. Kota Serang banten juga tak mau ketinggalan, di sana mereka memiliki layanan ojek online seperti halnya di jabodetabek, yakni ojek amanah yang sudah beroperasi di kota Serang sejak pertengahan 2015.
Hal tersebut terlihat seperti halnya revolusi besar di bidang angkutan darat. Maka dari itu masyarakat terutama di jabodetabek dan kota besar lainnya sudah sewajarnya merasakan kemudahan dan keterjangkauan tarif transportasi tersebut, dan tentunya tak harus selalu mengandalkan angkutan umum (bus kota, angkot dll) yang panas, sesak dan tidak aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H