Lihat ke Halaman Asli

Kristo Ukat

Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Seorang Guru Agama Katolik Sekaligus Kleder, Libur Kreatif ke Kalimantan

Diperbarui: 21 Desember 2022   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andikianus Bere, guru agama yang menjadi penjaga sapi dalam perjalanan laut menuju Kalimantan. (Dokpri)

Andikianus Bere, seorang alumni STP St. Petrus Keuskupan Atambua yang kini menjadi guru agama Katolik dan mengajar di SMK Paisanaunu-Oerinbesi, Kecamatan Biboki Tan Pah, Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan libur Natal tahun ini secara kreatif ke pulau Kalimantan, tepatnya Samarinda dengan mengantar sapi ke sana menggunakan perjalanan laut dengan kapal, pada hari Rabu (21/12/2022).

Andi Bere, begitu sapaan akrabnya, bergabung dan bekerja dengan perusahaan ternak sapi yang legal dan mendapat ijin dari pemerintah Kabupaten dan Propinsi seperti Perusahaan Mekar di Samarinda, Perusahaan Alexa Trans, Perusahaan Sinar Pelangi dan Rose Bitauni untuk menjalankan kerja ini.

Andi, Putra Marae yang kini menjadi Guru Agama Katolik dan berdomisili di Bitauni, Kecamatan Insana ini bersedia menjadi seorang kleder saat libur natal ini. Kleder artinya orang yang bertugas mengawasi dan mengurus hewan yang diangkut kapal selama pelayaran sampai ke tempat tujuan.

Ketika ditanya tentang libur kreatifnya ini, alumni STP St. Petrus Keuskupan Atambua, dari atas kapal laut mengatakan, "tugas utama saya jadi seorang guru Pendidikan Agama Katolik. Saya mengajar tentang Firman Tuhan yang harus diwujudnyatakan dalam hidup sehari hari. Untuk mengisi waktu libur, saya bekerja sebagai seorang kleder yang bertugas untuk mengantar sapi ke luar propinsi. Sebagai seorang alumni STP St Petrus Keuskupan Atambua, saya melakukan ini karena tuntutan ekonomi dalam keluarga."

Lebih lanjut, ayah dari Junior Bere dan Rabbi Bere ini mengatakan, "menjadi katekis bukan hanya bisa bekerja di bidang pendidikan dan Gereja melainkan katekis juga bisa melakukan pekerjaan apa saja, intinya pekerjaan itu halal dan baik untuk dikerjakan. 

Sungguh saya menyadarinya sekarang bahwa ada kesinambungan antara ilmu yang diajarkan di kampus dulu dengan kenyataan hidup yang dihadapi sekarang. Hanya teori saja tidak bisa menjamin kehidupan yang lebih baik tetapi juga membutuhkan pengalaman dalam menghadapi dunia zaman sekarang."

Suami dari Ningsi Anunut yang juga alumni STP St Petrus Keuskupan Atambua mengungkapkan harapannya bahwa, "semoga dengan melakukan pekerjaan sebagai seorang kleder, saya bisa menambah pengetahuan dan pengalaman untuk melewati berbagai tantangan hidup ke depan."

Ketika dihubungi lewat chat WA, beliau yang sedang berada di dalam laut menuju Kalimantan bernostalgia, "Saya masih ingat kata-kata dosen PA saya waktu masih kuliah. Beliau katakan, 'numpang mobil memang sama-sama, tetapi turun menuju tempat tujuan selalu sendiri-sendiri.' Saya masih ingat kata-kata itu. Kata-kata itu begitu membekas hingga saat ini. Waktu masih kuliah, kita berjuang sama-sama, tetapi ketika sudah selesai wisuda akhirnya berjuang sendiri-sendiri. 

Terima kasih untukmu almamaterku STP St. Petrus yang sudah mengajarkan saya bukan hanya tentang bagaimana cara mewartakan Firman Tuhan di tengah umat, melainkan juga berjuang untuk mandiri lewat bekerja melibatkan seluruh diri tanpa memandang seberapa besar upah yang didapatkan dari pekerjaan itu. Untuk almamaterku, dari dalam laut menuju Kalimantan saya ucapkan terima kasih."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline