Lihat ke Halaman Asli

Kristo Ukat

Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Imam Projo Keuskupan Atambua Mengikuti Retret Tahunan Gelombang I

Diperbarui: 18 Juni 2022   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RD Philipus Benitius Metom, sedang memberi bahan retret kepada peserta

Sebanyak 27 imam projo Keuskupan Atambua dan 3 orang Frater TOP mengikuti retret tahunan Gelombang I di Emaus Pastoral Center (EPC) Atambua. Kegiatan rohani ini merupakan yang pertama setelah penyebaran virus corona. Kegiatan retret tahunan ini mengambil tema: IMAM PERJANJIAN BARU. Peserta retret terdiri dari para imam dan tiga orang frater TOP (Tahun Orientasi Pastoral). Retret ini dipimpin oleh RD Philipus Benitius Metom selama sepekan (13-18 Juni 2022).

Suasana retret (Dokpri)

Kegiatan ini dibuka pada hari Senin sore, 13 Juni 2022. Pada hari pertama ini, kegiatan dibuka dengan ucapan selamat datang kepada peserta retret, diikuti dengan pembagian kelompok dan tugas selama retret. Peserta dibagi ke dalam lima kelompok. Kelompok pertama bertugas pada hari Selasa. Kelompok ini diketuai oleh RD Fransiskus Teku dan anggotanya RD Dominggus Kabosu, RD Kornelis Subani, RD Urbanus Hala, RD Herman Nurak Hane dan RD Paulus Nahak II. Kelompok kedua bertugas pada hari Rabu dengan ketuanya RD Yoris Samuel Giri dan anggotanya RD Agustinus Klau, RD Yunus Bouk, RD Kristophorus Ukat, RD Aloysius Kosat dan RD Yonathas Nahak. Kelompok ketiga bertugas pada hari Kamis, dengan ketuanya RD Pius Nahak dan anggotanya Fr Tommy Nainaif, RD Hironimus Kore, RD Edmundus Sako, RD Hendrikus Hale dan RD Donatus Tefa. Kelompok keempat bertugas pada hari Jumat dengan ketuanya RD Yosef Ukat dan anggotanya RD Djanuarius Mau Kura, RD Alfons Leki, RD Yohanes Seran, RD Paulus Bapaq dan Fr Gaudensius Boy. Sedangkan kelompok kelima bertugas pada hari Sabtu dengan ketuanya RD Yakobus Nabu dan anggotanya RD Ignas Alo Bria Neno, RD Ignas M. Kabosu, RD Beatus Salu, Fr Gusti Nahak dan RD Valens Funan.

Sakramen Tobat (Dokpri)

Kelompok-kelompok ini dibuat agar dapat memperlancar berbagai tugas selama retret yakni sebagai penjaga lonceng, memimpin ibadat (pagi, siang, sore), doa rosario dan salve, memimpin misa konselebrasi (3 orang setiap hari), membawakan homily, dan juga bapak pengakuan (RD Aloysius Kosat, RD Urbanus Hala, RD Hironimus Kore dan RD Yosef Ukat serta yang dipilih sendiri oleh peserta). Pada saat misa, semua peserta mengenakan jubah/alba. Sedangkan bila ada peserta yang berulang tahun, dapat dirayakan dalam doa dan dalam suasana silentium/diam. Setelah acara pembagian kelompok dan pembagian tugas selesai, dilanjutkan dengan permenungan-permenungan yang dibawakan oleh RD Philipus Benitius Metom.

RD Edmusdus Sako memberikan wujud terima kasih kepada pembimbing retret

Hampir selama sepekan, RD Benso Metom, sapaan akrab Dosen Eklesiologi di kampus STP St. Petrus Keuskupan Atambua ini memberikan beberapa bahan permenungan. Setiap hari, peserta disuguhi dua tema permenungan. Pada hari pertama, beliau memberikan pengantar tentang Imam Perjanjian Baru. Pada hari kedua, tema yang direfleksikan adalah Imamat Perjanjian Baru dan Ciri-Ciri Baru Imamat Perjanjian Baru. Hari ketiga, tema yang diberikan adalah Nilai-Nilai Kebajikan Imam Perjanjian Baru dan Karakteristik Cinta Kasih Pastoral Seorang Imam. Hari keempat, pembimbing memberikan dua tema yakni: Motif Cinta Kasih Pastoral Seorang Imam Kepada Tuhan dan Sasaran Yang Menjadi Hasil Cinta Kasih Pastoral Seorang Imam. Hari kelima, tema yang direfleksikan adalah Cinta Kasih Pastoral Imam Perjanjian Baru Dalam Upaya Menghayati 3 Nasehat Injil dan Imam Mencintai Umat, Suatu Perwujudan Dari Cinta Kasih Pastoral.

Perayaan Ekaristi (Dokpri)

Pembimbing retret memberikan bahan-bahan permenungan ini dengan tenang dan menarik sehingga para peserta dibimbing untuk masuk ke dalam ruang hening cipta hati dan budi yang menyegarkan. Dalam kotbah misa harian, RD Aloysius Kosat, pastor paroki Seon menasehati para imam dengan beberapa point penting yakni Pertama, kekuatan kita ada pada Tuhan melalui doa, Sabda dan sakramen. Kedua, Kita boleh solider dan berbaur dengan umat tetapi tidak boleh larut. Kita mesti tahu diri, jaga diri, dan jaga jarak. Ketiga, keteladanan mutlak perlu dalam kebersamaan, entah di komunitas pastoran, di sekolah ataupun dalam masyarakat luas. Keempat, kita ibarat pohon, semakin tinggi semakin kencang tiupan angin badai. Kita kaum berjubah apalagi jubah putih, biar di tempat gelap gulita orang mengenal dan menyapa kita dengan nama. Mari kita menjaga jubah kita agar tetap putih dan tidak dikotori oleh siapapun.

Selain itu ketika pembimbing memberikan kesempatan kepada para peserta untuk sharing pribadi di hari keempat, para peserta menjalankannya dengan penuh antusias. RD Yonathas Nahak dalam sharingnya mengatakan bahwa saya sudah melaksanakan tugas pastoral sekian lama. Saya tidak tahu apakah yang saya lakukan itu sempurna atau tidak. Tetapi bahwa semua yang saya lakukan, merupakan wujud cinta dan ketaatan saya terhadap janji imamat yang telah saya ikrarkan. RD Yoris Samuel Giri, selaku Pastor Paroki Atapupu sekaligus Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Atambua mengatakan bahwa saya bertugas di Atapupu, paroki perbatasan. Saya merasa tempat tugas ini merupakan tempat yang paling sibuk. Setiap imam atau pun umat yang ingin berekreasi ke Atapupu, selalu saja menghubungi saya. Sebagai imam, saya harus melayaninya karena itu menjadi bukti solidaritas saya dengan sesama imam yang membutuhkan bantuan saya. Bahkan saya berjuang untuk masuk dan mengenal para petugas perbatasan dua Negara (Indonesia-Timor Leste) agar bisa membantu memperlancar urusan-urusan yang membutuhkan bantuan saya.

RD Herman Nurak Hane, sedang serius mendengarkan bahan retret

Untuk diketahui bahwa dalam kegiatan ini, para imam dan frater menyempatkan diri untuk mengadakan doa bersama di pemakaman para imam projo dan juga mengunjungi para imam projo yang sedang mengalami sakit di rumah purnabakti. Para imam pun melakukan ibadat tobat dan pengakuan pribadi sebelum misa penutupan kegiatan. Misa penutupan retret dipimpin oleh pembimbing retret RD Benso Metom dan diikuti oleh peserta.

RD Urbanus Hala atas nama para peserta mengungkapkan kesannya bahwa pembimbing adalah bagian dari kebersamaan kami para peserta sehingga suasana retret sangat cair, tenang dan akrab. Kami semua peserta bersyukur karena tema retret ini bagus untuk kita semua sebagai imam yang sedang berjuang. Kami semua berterima kasih kepada room pembimbing yang sudah membantu kami selama retret ini. Atas nama peserta, kami juga mohon maaf bila ada kata dan sikap yang salah selama kegiatan kita ini, RD Benso Metom, selaku pemberi retret pun berterima kasih kepada para peserta yang setia mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir. Beliau pun berterima kasih kepada para petugas dalam kelompok yang telah bertugas dengan segenap hati untuk mendukung kelancaran retret ini.

Peserta retret (Dokpri)

Retret ini diakhiri dengan sesi foto bersama. Setelah makan pagi pada hari Sabtu, para peserta meninggalkan Emaus Pastoral Center untuk melanjutkan tugas pastoralnya, baik di paroki maupun di lembaga. (KU)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline