Lihat ke Halaman Asli

Kristo Ukat

Dosen di STP St. Petrus Keuskupan Atambua-Kefamenanu-Timor-Nusa Tenggara Timur

Psikopat Hati

Diperbarui: 21 Juli 2021   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Setelah momen bahagia ini, semua berbanding terbalik dengan apa yang aku harapkan darinya/Dokpri

Mentari pagi yang cerah kembali menyapa, suara jago berkokok menyadarkan aku dari mimpi panjangku. Sama seperti biasanya aku tersadar dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu berangkat kerja. Aku baru saja menyelesaikan studiku di bangku SMA yang memang sangat indah namun harus ditinggalkan. 

Setelah dari bangku SMA aku tidak langsung melanjutkan studi di Perguruan Tinggi, aku memilih untuk mencari pengalaman di luar dengan bekerja di tempat wirausaha dan lain sebagainya. Di sini, di sebuah salon kecantikan aku bekerja sambil mencari pengalaman yang mungkin tidak semua orang bisa. Sebulan lamanya bekerja tidak pernah ada niat untuk mengenal seorang lelaki, lebih sibuk dengan pekerjaan dan nyaman dengan kesendirian. Yah, lebih nyaman dengan dunia jomblo yang ada. Hehehehe....

Ehhhh lupa, aku Celine 26 Oktober 2018, ulang tahun membawa berkah, di sinilah kisah aku dan dia dimulai.

Hari ini, ya tepat pada hari ini aku mengenal dia melalui media sosial. Hari ini juga bertepatan dengan ulang tahun sepupuku. Aku memposting foto-foto sepupuku seraya mengutarakan kata-kata yang tulus di hari spesialnya ini. Ehhhhh rupanya hari ini bukan hanya hari spesial untuk sepupuku tetapi merupakan hari bersejarah untuk aku dan dirinya juga hehehe. 

Si E ini meminta pertemanan padaku melalui akun facebook. Entah kenapa ketika melihat foto profilnya yang di pasang di facebook jantungku berdetak tak menentu. Apakah ini yang dinamakan cinta? Karena sudah jatuh hati pada pandangan pertama, langsung aku terima permintaan pertemanannya itu. 

Setelah aku terima, si E langsung mengirim pesan kepadaku melalu inbox katanya "Halo sayang, salam kenal." Aku kaget dong, walaupun aku udah jatuh hati sama dia tapi kan belum kenal juga, masa langsung panggil sayang? Jawabku "belum apa-apa sudah panggil sayang, maksudnya bagaimana kk?" Lalu dia membalas pesanku "kalau begitu ya jadi apa-apa supaya bisa saling panggil sayang". 

Aku malah makin bingung sama diriku sendiri, bukannya marah atau curiga sama dia, ehh malah senang sampai lompat-lompat kayak hari pertama gajian gitu. Yaaaaa ampun lupa lagi kan ngenalin dia ke kalian semua. Mmmm namanya Erick yaa guys.

Makin lama makin nyambung inbox sama dia. Orangnya lucu juga. Bayangin perasaan aku gimana? Aku bahagia banget, sampai ketawa-ketawa sendiri waktu inboxan sama dia. Sumpah aku feeling good banget sama dia, semoga sebaliknya yaaa. Lagi asik inboxan dia nanya ke aku, katanya gini " ko su ada pacar kah belum?"        "wahh tanya bgini ni kayaknya ada peluang untuk bisa masuk hahah" kataku dalam hati. Jawabku "belum kak, ada malas pacaran masih mau sendiri dulu" (padahal ada berharap niiii). 

"aiiii berarti sa sia-sia eee" katanya, "sia-sia maksudnya?" Tanyaku. " Sa mau jadi orang yang bisa ada di ko punk hati, bisa jadi tempat untuk ko mengadu, tempat ko menangis, tempat ko mengeluh. Ijinkan sa untuk bisa memiliki, melindungi ko sampai saat Tuhan menentukan semuanya", kata dia. 

Aku baper dong guys hehehe, tapi aku tidak langsung mengambil keputusan untuk menerima dia sebagai sahabat hati. Aku takut, aku salah memutuskan. Aku belum terlalu lama mengenalnya, aku takut terluka lagi, takut kisah lama terulang kembali. Aku terdiam, kata-katanya itu seolah meracuniku. Berkat bisikan hati kecilku kini aku sudah siap memutuskan harus menerima atau menolaknya, aku memang sudah jatuh hati padanya jadi aku memutuskan untuk menjalani hubungan bersama dirinya.

1 bulan sudah usia hubungan aku dan dia, selama ini semua berjalan baik. Dia selalu mengabari aku, sebaliknya akupun begitu. Sudah saling menyayangi, mengenal satu sama lain. Aku mulai merasa nyaman pada dirinya, perlakuannya padaku sangat hangat. Aku dan dia berkomitmen untuk saling percaya satu sama lain walaupun hubungan yang sedang kami jalani ini berstatus LDR. Walaupun baru 1 bulan aku dan dia jalani hubungan ini tetapi rasanya aku sangat takut kehilangan dia, aku takut kalau suatu saat nanti dia berpikir untuk meninggalkan aku setelah mengetahui kekuranganku. Aku terus meyakinkan diriku untuk selalu percaya pada dirinya, bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan aku apapun yang terjadi (konyol kan?)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline