Lihat ke Halaman Asli

Kristogonus Tadeus

mencitai kebijkasanaan

"Lebih Dekat dengan Kaum Disabilitas Netra"

Diperbarui: 8 September 2023   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Di suatu waktu, kami sekeluarga menggelar acara yang dihadiri beberapa keluarga dan sahabat kenalan yang telah kami undang. Acara yang digelar pada malam hari itu, tiba tiba mati lampu di tengah suasana yang lagi ramai dan asik. Peristiwa mati berlangsung singkat, kurang dari 10 menit. Namun suasana mendadak kacau, terjadi tabrak menabrak. Saat listrik hidup kami terkejut sekaligus tertawa melihat keadaan ruangan yang berantakan. 

Di lain peristiwa, dalam sebuah perjalanan keluarga, mobil yang kami tumpangi tiba-tiba mati lampu di tengah perjalanan. Gelap gulita dan berada di tempat sunyi senyap membuat kami bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Hanya berdiam diri sambil berharap lampu mobil bisa kembali nyala atau ada dewa penolong datang membawa kami keluar dari suasana yang menakutkan itu.

Peristiwa serupa tentu pernah kita alami dalam perjalanan hidup kita. Tatkala dilanda kegelapan, muncul peristiwa atau perasaan yang tidak kita harapkan. Bingung, takut, cemas, salah jalan, menabrak sesuatu, terjatuh adalah situasi yang kerap kita alami saat berada dalam kegelapan.  Kegelapan membatasi daya dan aktivitas kita untuk berpindah atau melakukan sesuatu. Walapun hanya terjadi sebentar atau sementara tapi terasa sangat mengganggu hidup kita.

Bagaimanakah dengan saudara/I kita yang mengalami kecacatan penglihatan permanen atau yang sering disebut tunanetra? Membayangkan keadaan mereka mirip seperti saat kita berada dalam kegelapan. Mereka mengalami kesulitan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka bingung saat menyusuri jalan, menabrak objek yang ada di sekitarnya. Ruang gerak mereka untuk menyalurkan segenap kemampuan dan potensi diri menjadi sangat terbatas. Jika kegelapan yang kita alami sifatnya sementara namun mereka bersifat permanen. Sudah tentu jauh lebih sulit dan berat yang mereka hadapi ketimbang kita.

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana dengan kehidupan kaum disabilitas netra? Apakah 'dunia' mereka berbeda dengan 'dunia' kita yang melihat? Apakah harapan mereka berbeda dengan kita? Jika kita menyaksikan dari kehidupan sehari-hari di masyarakat, kaum disabilitas netra kerap diperlakukan berbeda. 

Ciri khas disabilitas netra yang memakai kaca mata hitam, menggunakan tongkat saat berjalan, kadang meraba-raba objek yang ada di sekitarnya memunculkan stigma atau anggapan negative pada mereka. Ada yang menganggap mereka manusia aneh. Mereka 'dipinggirkan' dalam hidup sosial. Anggapan lain,  dunia mereka adalah dunia gelap, sehingga  kebutuhan dan keinginan mereka juga tidak seperti kita.

Sejatinya, mereka sama dengan kita. Keterbatasan penglihatan tidak membatasi harapan dan keinginan mereka untuk mendapatkan kehidupan sebagaimana yang kita harapkan. Mereka mendambakan kehidupan yang mandiri, mampu berpindah dari satu tempat ke tempat lain, merindukan perlakuan yang sama dan adil dalam berbagai bidang kehidupan. Bisa mengembangkan potensi dan kemampuan mereka dengan baik. 

Maka, menjadi tanggung jawab kita semua untuk membantu mereka mencapai kehidupan yang mandiri dan bermartabat. Tuhan telah menciptakan setiap insan kekurangan dan kelebihan dengan tujuan agar kita saling melengkapi, saling menolong satu sama lain. Kehidupan adalah anugerah terindah dari Tuhan yang mesti kita hormati, lindungi, jaga dan dikembangkan secara bersama.

Menuntun disabilitas netra dengan benar

Dalam hidup harian, mungkin kita pernah melihat para disabilitas netra mampu beraktifitas layaknya orang melihat. Mereka mampu berpergian sendiri ke tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, tempat hiburan, rumah sakit tanpa ada rasa canggung dan kaku. Bahkan mereka bisa mengakses fasilitas modern seperti lift, escalator, atm dan lainnya. Mereka juga mampu mengikuti olah raga lari, lompat, renang, bermain bola yang sebetulnya sangat membutuhkan indera penglihatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline