Lihat ke Halaman Asli

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi Dengan Model TTW

Diperbarui: 20 Februari 2024   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 

Menulis merupakan suatu kemampuan menuangkan pikiran, gagasan, atau bahasa lisan menjadi bahasa tertulis untuk mengungkapkan suatu pesan. Dalam kegiatan ini terjadi proses menggambarkan suatu bahasa agar dipahami oleh pembaca. Selain itu, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang (Tarigan, 1982:27). Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan segala media yang ada. Penulis dapat menyampaikan segala hal dan informasi yang dimiliki. Penulis dapat mengarahkan seorang pembaca ke tujuan penulis.

Keterampilan menulis sebagai salah satu media dalam berkomunikasi sangat penting dipelajari. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Artinya, keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dan proporsional.

Menulis memerlukan potensi pendukung, untuk mencapainya diperlukan kesungguhan, kemauan yang keras, belajar, dan berlatih dengan terus menerus dalam waktu yang lama. Menciptakan iklim budaya menulis dapat menjadikan seseorang menjadi lebih kreatif, aktif, dan cerdas. Hal ini terjadi karena untuk mempersiapkan sebuah tulisan, sejumlah komponen harus dikuasai(Wiyanto,2004:7). Mulai dari hal-hal yang sederhana seperti kata, merakit kalimat, sampai ke hal-hal yang rumit yaitu merakit paragraf.

Identifikasi Masalah

 

Rendahnya nilai siswa kelas XI SMA NEGERI 1 POCO RANAKA., khususnya pada kompetensi menulis paragraf argumentasi dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu dari siswa, guru, dan kurikulum.

Faktor dari siswa, permasalahan yang terjadi berpusat pada anggapan bahwa materi menulis paragraf argumentasi dirasa sulit oleh siswa. Akibatnya, para siswa kurang berminat dalam mengikuti pengajaran menulis. Kesulitan lainnya, yaitu kesulitan dalam menggunakan ejaan, singkatan, maupun tanda baca.

Dengan demikian, perlu adanya inovasi sebuah media atau perangkat pengajaran menulis paragraf argumentasi yang terwujud dalam silabus, RPP, dan sistem evaluasi, serta bahan ajar. Selain itu, juga dikembangkan sebuah metode baru yang inovatif dalam pengajaran menulis paragraf argumentasi. Salah satunya, yaitu melalui media foto berbasis lingkungan sekolah. Melalui media ini, para siswa diharapkan akan lebih mudah memahami hakikat paragraf argumentasi dan mampu mempelajari dan menerapkannya dalam pengajaran menulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline