Lihat ke Halaman Asli

Jojo Simatupang

Sarjana Pendidikan | Guru | Penulis

Ustad Abdul Somad Menciderai Persatuan, Kerukunan, dan Keguyuban Bangsa Indonesia

Diperbarui: 17 Agustus 2019   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laksamana Maeda beserta keluarga besar. Sumber: ilmudefinisi.com


Dirgahayu negeriku, Negara Republik Indonesia Raya. Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Selamat ulang tahun untuk negeri tercintaku ke-74, sungguh elok dan indah negeriku tercinta ini. Perjuangan bangsa ini sudah tak mampu dihitung jumlahnya, begitu banyak macam yang berjasa baik dari suku, agama, ras, bahkan bangsa. Dari Sabang sampai Merauke bersatupadu demi Indonesia Raya. Dari Hindu, Budha, Katolik, Kristen, hingga Islam guyub demi satu tujuan yakni kemerdekaan Indonesia. Ras Melayu hingga Mongol tidak lagi dipandang hingga saat ini tergabung dalam Indonesia. 

Dari Bangsa asli Indonesia hingga bangsa asing Jepang dan Belanda (lihat Maeda dan Multatuli) berupaya melawan ketidakadilan yang meskipun melawan saudara sebangsanya.

Sungguh luar biasa dan patut dibanggakan Indonesia dapat merdeka dengan sebebas-bebasnya dari penjajah mana pun, lepas dari Belanda, lepas dari Jepang, lepas dari Portugis. Indonesia berdiri sebagai negara yang berdaulat meskipun diakui oleh dunia internasional tidak pada 17 Agustus 1945 melainkan pada 27 Desember 1949. 

Bukan perjuangan yang mudah, tentu ini sangat sulit mengingat Indonesia adalah satu negara yang memiliki sangat banyak perbedaan. Apakah hal yang mudah mempersatukan perbedaan yang begitu banyak? Tentu saja tidak.

Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negeri ini menjadi semboyan yang menakjubkan dunia, bahkan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama menuturkan dalam kunjungannya di Universitas Indonesia bahwa semboyan tersebut menjadi contoh bagi dunia internasional.

Keberagaman di Indonesia telah diikat dengan Sumpah Pemuda yang berisikan bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu yakni Indonesia. Jika saja kita berkunjung seperti ke Malaysia, negeri serumpun Melayu namun mengakui bahasa Melayu dan Inggris. 

Bagaimana Indonesia? Indonesia memiliki + 700 bahasa daerah yang ada, namun dipersatukan dengan Bahasa Indonesia. Luar biasa bukan?

Tampaknya Bhineka Tunggal Ika masih kukuh hingga saat ini, meskipun banyak pihak atau oknum yang ingin merusaknya, tanpa mengenal sejarah dan landasan terciptanya semboyan tersebut. Saya tertuju kepada Yang Terhormat Ustad Abdul Somad yang beliau sendiri merupakan pemimpin umat Islam di Indonesia. Sebuah tayangan menjelang dirgahayu negeri Indonesia tersiar pernyataan yang menyakiti orang Kristen baik Protestan dan Katolik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline