Sebuah Jalan yang Memotivasi
Raden Benedictus Wahyu, beliau lahir di Kulon Progo pada tanggal 5 Maret 2000. Tempat beliau tinggal saat ini ialah di Kulon Progo, Yogyakarta. Sapaan akrab yang sering kali dilontarkan oleh para seminaris kepada beliau ialah Mas Wahyu. Saat ini ia bekerja di lembaga perpustakaan seminari mertoyudan. Umurya bisa dibilang masih muda, namun semangat bekerja yang ia miliki begitu besar.
Beliau juga merupakan orang yang begitu mudah bergaul atau biasa disebut dengan ekstrovert. Dengan kelebihan berinteraksi yang ia miliki membuatnya mempunyai banyak relasi dan bergabung dalam beberapa organisasi atau paguyuban. Salah satunya ia bergabung dengan paguyuban Karang Taruna di lingkungannya.
Beliau melakukan kontribusi dan berinisiatif dengan teman-temannya untuk membangun sebuah jalan untuk menuju sawah di desa beliau menetap di desa promasan. Keprihatinannya dikarenakan, melihat jalan yang digunakan menuju ke sawah sangatlah berlumpur dan tidak aman untuk dilewati orang maupun kendaraan. Oleh karena itu beliau beserta teman dalam paguyubannya memutuskan untuk membuat jalan yang kokoh agar orang-orang dan kendaraan dapat menuju ke sawah dengan aman.
Relasi sebagai bentuk peduli
Bagi beliau, kontribusi yang paling mengesan dalam hidupnya ialah dimana apa yang ia lakukan dapat berbuah atau berguna bagi orang lain. "Kontribusi dalam masyarakat juga menjadi penentu dalam kehidupan kita selanjutnya" ujar Mas Wahyu. Dengan relasi yang di bangun oleh sesama, juga menjadi sebuah tanda rasa cinta dan kepedulian kita terhadap mereka. Semua itu juga akan kembali pada diri kita masing-masing karena apa yang kita tanam itulah yang kita tuai.
Dengan membantu sesamanya beliau merasa bahwa kelak sesamanya pun akan membantu beliau dalam keadaan apapun. Namun, tetap saja bukan itu tujuan utama yang beliau inginkan. Beliau hanya ingin agar kontribusinya dapat berguna bagi mereka yang membutuhkan. Sekecil apapun yang beliau berikan, beliau tetap ingin agar dirinya berguna bagi sesama.
Pemuda tenaga masa depan
Dalam kontribusinya tantangan yang sangat umum beliau rasakan adalah rasa malas untuk melakukan hal-hal tersebut. Namun dengan itu beliau menekankan bahwa jika rasa malas itu terus dipelihara maka tak akan timbul pribadi yang ingin bergerak. Memang pada umumnya seorang muda cenderung dipandang sebagai pribadi yang malas dan pasif pada jaman ini.
Semua pandangan tersebut harus dipatahkan dengan hal-hal yang bermanfaat. Pemuda adalah tenaga masa depan yang nantinya akan meneruskan apa yang sudah ada dan apa yang belum ada. Maka dalam hal ini beliau ingin agar anak muda jaman sekarang mau untuk terlibat aktif dalam masyarakat dan sekitarnya. Tak perlu mulai dari hal-hal besar namun sangat memungkinkan untuk dilakukan dari hal-hal yang kecil.