Lihat ke Halaman Asli

Kristin Sihotang

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ekspektasi Penggemar dan Realitas Film Dia Angkasa (2024)

Diperbarui: 27 November 2024   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

imdb.com

Film adaptasi karya anak bangsa sudah banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Hal tersebut karena plot cerita dan pemeran dalam film yang ditentukan kebanyakan sesuai dengan ekspektasi penggemar.
Hutcheon (2006) berpendapat, adaptasi adalah mendekor ulang dengan variasi tanpa meniru atau menjiplak, mengadaptasi berarti mengatur, mengubah, membuat menjadi sesuai. Proses dari adanya film adaptasi dilakukan dengan transposisi dari satu medium ke medium lain. Misalnya, adaptasi dari novel ke film tanpa variasi. Kesimpulannya, bahwa adaptasi merupakan tindakan "mengutip" karya yang sudah ada dengan konteks karya yang benar-benar baru bukan sekedar "cover ver-sion." (Ray, 2000).

imdb.com

Beberapa karya yang dapat diadaptasi yaitu, novel, cerita pendek, lagu, teater, dan game atau konten viral di media sosial yang dapat diadaptasi menjadi sebuah film. Saat ini banyak juga film yang diadaptasi dari sebuah kisah nyata. Maksudnya menginterpretasikan dan menyampaikan cerita berdasarkan dakta atau pengalaman kehidupan nyata seseorang. Sudah banyak film adaptasi yang sukses dan meraih penghargaan seperti, Harry Poter (2001-2011) yang diadaptasi dari sebuah novel Harry Poter karya J.K. Rowling (1997), James Bond (1962-present) dari novel James Bond karya Ian Fleming (1952), dan lainnya.

imdb.com

Film dalam negeri adaptasi yang sukses menarik perhatian masyarakat yaitu Laskar Pelangi (2009) dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata (2005) dan Sang Penari (2011) dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tahari (1982).Film adaptasi tidak hanya mengutip karya sebelumnya sebagai acuan pembuatan film, tetapi juga membebaskan pembuat film untuk membangun kisah sendiri. Terdapat 2 jenis adaptasi yaitu, Fidelity (Menitiberatkan pada kesetiaan dari karya asli) dan Kontekstualitas-Intertekstualitas (Sumber asli hanya sebagai titik tolak atau referensi untuk penciptaan produk baru). (Ardianto, 2016). Contoh kasusnya yaitu Fidelity (Film Balada Si Roy) dan Kontekstualitas-Intertekstualitas (Gadis Kretek).

Dari penjelasan diatas, nyatanya ada film adaptasi yang mengalami kegagalan yaitu film Dia Angkasa (2024). Film Dia Angkasa (2024) adalah serial web yang diadaptasi dari sebuah novel Wattpad populer karya Nurwina Sari. Film ini mengisahkan tentang Angkasa, seorang remaja yang dikenal sebagai pemimpin geng motor di sekolahnya, SMA Andromeda. Ia digambarkan sebagai seorang pemberontak yang berusaha mencari jati diri dan mengisi kekosongan dalam hidupnya setelah kehilangan sosok ibu. Kehidupan Angkasa berubah drastis ketika ia bertemu dengan Aurora, seorang gadis yang dianggap cerdas dan mandiri. Pertemuan kedua pemeran tersebut memicu berbagai konflik dan drama yang penuh tantangan. Angkasa mulai belajar tentang arti persahabatan, cinta, dan tanggung jawab.

Dalam kasus film Dia Angkasa (2024) dianggap gagal karena pemilihan pemeran dalam film yang dinilai tidak sesuai dengan karakter yang disebutkan dalam novel Wattpad (karya asli). Ketidaksesuaian ekspektasi penggemar terkait pemeran film dengan karakter asli dalam novel Wattpad dirasakan oleh penggemar karena karakter Angkasa di novel digambarkan sebagai laki-laki nakal, berandal, dan punya mata elang tetapi, diperankan oleh Yesaya Sama halnya dengan karakter Aurora yang digambarkan sebagai perempuan cantik dan berkulit putih, tetapi diperankan oleh Shenina. Hal tersebut dianggap berbeda jauh dengan penggambaran karakter novel dengan serial Dia Angkasa (2024). Para penggemar menganggap bahwa pemilihan pemain film harus sesuai dengan penggambaran di novel asli.

Jadi berikan tanggapanmu, apakah kamu tertarik menonton serial Dia Angkasa (2024)?
Kristin Marianty Sihotang_Ilmu Komunikasi_Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline