Lihat ke Halaman Asli

Kristin Siahaan

Observer, Theological Student'15

Nikmatnya Pulang bagi Para Perantau

Diperbarui: 23 Juni 2021   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ita Tara dalam penggalan lagunya mengatakan: 

"andaikan aku punya sayap kukan terbang jauh mengelilingi angkasa, 'kan kuajak ayah bundaku, terbang bersamaku melihat indahnya dunia."

Lagu Ita Tara yang telah berhasil menginspirasi tanah air ini termasuk saya, amat cocok digambarkan untuk kerinduan seorang anak akan keberhasilannya di negeri orang atau sebagai perantau.

Gambaran situasi kerinduan para perantau juga tersirat dalam petikan puisi Fiersa Besari yakni

 "pergilah sejauh-jauhnya agar kamu tahu bagaimana nikmatnya pulang."

Apa nikmatnya pulang? Ada kebaikan yang perlu disadari dari satu kata ini, berikut uraiannya:

1. Pulang adalah esensi dari melepas lelah dan merangkul harapan. 

Tak mampu dipungkiri, pulang ke kampung halaman akan mengisi daya untuk memulai langkah baru. Sesuai lagu nasional Indonesia tanah air beta yang liriknya berbunyi demikian:

 "disana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung di hari tua sampai akhir menutup mata." 

Inilah alasan terbesar mengapa seseorang ingin pulang, itu karena ia lahir dan besar di sana. Ada banyak peristiwa yang sudah terjadi di sana dan tempat yang paling tepat untuk melepas lelah adalah rumah tempat kita dibesarkan.

2. Pulang adalah tanda bakti

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline