Lihat ke Halaman Asli

Kristin Siahaan

Observer, Theological Student'15

Cooling Down

Diperbarui: 1 Maret 2021   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang mahasiswi di sebuah kampus dijuluki dengan gadis komputer. Tiap waktunya diisi dengan duduk di depan komputer. Ia lebih suka meluapkan curahan hatinya lewat buku harian yang diketiknya didalam satu dokumen. Dokumen itu berinya nama "Kisahku 1-..." Baginya, sebuah komputer lebih bersahabat dan mampu menyimpan rahasia daripada seorang manusia.

Pernah ia mencoba memiliki sahabat sebagai tempat ia mencurhatkan apa yang ia alami dalam hidupnya, termasuk hal memalukan yang pernah dikerjakannya. Malahan, orang banyak menjadi tahu keburukan tersebut dan malah membulinya. Gadis itu bernama Klarisa.

Kebiasaan di depan laptop menjadikan dirinya sebagai salah satu mahasiswa terbaik di kampusnya. Selain curhat di dalam sebuah dokumen, ia juga suka menulis dan mengikuti lomba menulis artikel dan karya tulis sejenisnya. Bahkan ia pernah menjuarai lomba menulis artikel antar kampus. Memang di sisi sikapnya yang tertutup menjadikan Klarisa punya segudang prestasi.

Namun, satu masalah besar yang dihadapinya, bahwa ia kurang diterima di kalangan teman seangkatannya karena dianggap tidak mau membagi ilmu dan juga terlalu sibuk dengan diri sendiri. Alhasil, banyak teman yang menjauhinya. Tidak hanya itu saja, acap kali karena kebiasaannya di depan laptop ia tidak memperhatikan kesehatannya sehingga ia sering jatuh sakit.

Di taman belakang kampus, Sinta memergoki Klarisa yang sedang melamun. Ia adalah teman seangkatannya. Ia menghampiri Klarisa dan mulai mengajaknya bertukar pikiran.

"Kamu kenapa Ris?" tanya Sinta

"Gak apa-apa kok. Cuma masalah kecil aja" jawab Klarisa

"Kalau kamu berkenan, kamu boleh kok cerita padaku, siapa tahu aku bisa kasih masukan atau jalan keluar untuk masalahmu" pungkas Sinta

"Aku gak yakin ada orang yang bisa dipercaya untuk berbagi cerita. Bagiku karena manusia punya mulut ia pasti selalu bisa membagikan cerita pada orang lain bahkan hingga menjatuhkannya. Makanya kata orang mulutmu adalah harimaumu." papar Klarisa

"Disatu sisi aku setuju dengan pendapatmu Ris karena memang kita tidak pernah mengetahui bagaimana hati manusia. Tapi di sisi lain aku kurang setuju karena sebenarnya kita gak pernah bisa melarang orang untuk menyakiti kita. Gini Ris.. aku pernah mendengar perkataan seorang bijak kalau sebenarnya kita gak mungkin hentikan orang untuk menyakiti kita.

Lalu, kita gak mungkin nempelin di dada kita dengan tulisan "stop sakiti aku". Bener gak? Tapi kita punya dua bagian hidup yang bisa kita kendalikan yaitu hati dan pikiran kita. Hati dan pikiran kita ya milik kita, mau bagaimana kita mengelola tiap masalah yang datang ke kehidupan kita, itu bergantung pada kita. Apakah kita mau larut dengan hinaan seseorang ataukah kita mau ambil keputusan untuk terus mengerjakan yang baik walaupun tidak dipandang orang lain." Jelas Sinta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline