Lihat ke Halaman Asli

Kesetaraan Gender Dapat Mengubah Pola Pikir yang Salah, Apakah mungkin?

Diperbarui: 21 Desember 2022   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kristin Natalia Manalu | Dr. Gustianingsih, M.Hum

Beberapa waktu belakangan ini, isu-isu tentang kesetaraan gender banyak beredar dan sedang hangat diperbincangkan oleh banyak kalangan, mulai dari kalangan anak muda, dewasa, dan yang tua sekalipun. Tidak hanya itu, isu mengenai kesetaraan gender ini juga tak lepas menyita perhatian dari para aktivis sosial, politikus, dan bahkan yang lainnya. 

Sebelum membahas lebih jauh, terlebih dahulu tentunya kita harus mengetahui apa itu yang dikatakan dengan kesetaraan gender. Kesetaraan Gender merupakan suatu keadaan atau pandangan yang merujuk pada suatu kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban yang tidak mendiskriminasi berdasarkan identitas gender yang bersifat kodrati. 

Seperti yang kita ketahui, pola pikir yang berkembang selama ini di indonesia dari sisi kaum perempuan adalah hanya dijadikan sebagai pelengkap saja bagi para kaum laki-laki, kaum perempuan dianggap lemah dan tidak dapat melakukan suatu apapun yang berat, sehingga dalam pengimplementasian di berbagai bidang kehidupannya secara tidak langsung kaum perempuan menjadi dibatasi dalam bertindak. 

Terlebih lagi banyak pola pikir yang mengatakan bahwa kaum perempuan tidak perlu pendidikan yang tinggi karna pada akhirnya hanya sebatas bekerja di dapur, mengurus keluarga dan anak, bahkan jika untuk menjadi seorang pemimpin, kaum perempuan cukup sulit dalam mengambil alih karena harus lebih mengutamakan kaum laki-laki terlebih dahulu yang dianggap lebih memiliki derajat dan keahlian yang lebih atas dibanding kaum perempuan. 

Sedangkan jika kita melihat dari sisi kaum laki-laki, pola pikir yang berkembang adalah bahwa kaum laki-laki secara tidak langsung dituntut untuk selalu kuat secara fisik atau mental sekalipun, seperti contoh laki-laki tidak boleh terlihat menangis walau dalam keadaan sakit atau mengalami kesulitan karena tanggapan orang akan mengatakan bahwa itu lelaki lemah.

Begitu juga dengan pola pikir yang mengatakan bahwa laki-laki yang harus kerja banting tulang, menafkahi keluarga dan anak, laki-laki harus sesuai pada aspek maskulinitas (sifat perilaku atau peran yang berkaitan dengan laki-laki), sehingga ketika seorang laki-laki yang ingin mencoba untuk beralih ke hal diluar itu atau melakukan hal yang identik dengan perempuan tak jarang mendapatkan sebutan dengan kata "banci". 

Dari pandangan-pandangan tersebut, hal-hal semacam itulah yang menjadi dinormalisasikan di kehidupan masyarakat dan menjadi budaya pola pikir yang turun-temurun. Budaya seperti itu bukanlah budaya yang baik untuk diterapkan dan dilestarikan dalam kehidupan masyarakat karena dapat menimbulkan ketimpangan sosial yang terjadi antara kaum laki-laki dan perempuan dan dapat mempengaruhi pola pikir pada generasi yang lain. 

Kaum perempuan tidak selamanya harus bekerja di dapur, karena laki-laki juga ada yang berbakat dalam memasak. Perempuan juga dapat menjadi seorang pemimpin karena banyak perempuan yang ahli dalam bidang tersebut dan memiliki potensi yang lebih baik dari laki-laki, perempuan juga dapat menempuh pendidikan yang tinggi sebagai bekal dalam pengajaran didikan pada anak-anaknya kelak, begitu juga sebaliknya. 

Untuk itu diharapkan kepada kita semua, para kaum laki-laki ataupun perempuan untuk saling mengedukasi satu sama lain agar sama- sama melakukan hak kewajiban maupun tanggung jawab kita masing- masing tanpa menjatuhkan satu pihak manapun dengan berbagai pola pikir yang tidak membangun, sehingga nantinya konsep kesetaraan gender ini akan berjalan dengan baik dan lancar dalam masyarakat, sehingga menimbulkan dampak-dampak baik bagi kehidupan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline