Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik untuk mencapai hasil belajar. Pada saat ini banyak ditemukan proses pembelajaran yang tidak dikaitkan dengan realita yang ada di lapangan, lebih mengarah kepada teori saja. Sehingga proses pembelajaran tidak akan berkesan pada siswa, pembelajaran pun hanya terpusat pada guru saja. Inquiry learning muncul sebagai solusi atas permasalahan ini.
Pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran, dimana peserta didik dituntut untuk dapat menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil, dan dan mengambil kesimpulan secara mandiri sehingga dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2010). Inquiry learning merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah yang berpusat pada siswa, sehingga siswa dituntut unutuk mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat mengembangkan ketrampilan dan kemampuan berpikir peserta didik secara optimal. Menurut Sanjaya (2006) pembelajaran inquiri memiliki karakteristik, yaitu : 1) Pembelajaran inquiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa menemukan sendiri inti dari materi yang dipejalari. 2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menentukan sendiri jawaban daru sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menambah sikap percaya diri. 3)Tujuan dari penggunaan strategi inquiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Pembelajaran ini biasanya diawali dengan guru memulai pembelajaran menggunakan metode tanya jawab seputar materi yang akan dibahas. Siswa mampu diminta untuk mengungkapkan pendapatnya terkait materi yang akan dipelajari. Selanjutnya, guru memberikan orientasi masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Disini, guru memiliki peran sebagai fasilitator dan pembimbing. Penjelasan tersebut sejalan dengan Mulsaya (2013) bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepala seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru, siswa diberikan kesempatan mencari literasi dari sumber-sumber yang sesuai. Sehingga siswa berusaha dengan semaksimal mungkin dengan meningkatkan cara berfikirnya. Dan pembelajaran inquiri ini di akhiri dengan menyimpulkan dari hasil literasi yang diperoleh.
Maka dapat digaris bawahi, bahwa dengan menggunakan pembelajaran ini siswa mampu meningkatkan kemampuan berfikirnya. Melalui tahapan-tahapan diatas yang menitikberatkan siswa dituntut untuk menggali, mengumpulkan secara sistematis, logis dan kritis sesuia kemampuannya. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran ini efektif bilamana dibuat meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
E, Mulyasa. (2013). Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : alfabeta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H