Seperti dalam barisan pemain sepak bola, Cak Imin mulai ditempatkan di bangku cadangan. Setelah setahun menjadi striker andalan KKIR, Cak Imin mulai absen di berbagai diskusi internal koalisi. Pemain baru pun lebih menguasai arena dan diandalkan coach Prabowo Subianto.
Bagi Muhaimin Iskandar (Cak Imin), perubahan nama koalisi yang disampaikan Ketum Gerindra Prabowo Subianto merupakan sebuah keputusan sepihak.
Prabowo, dalam hal ini, diklaim hanya melibatkan Golkar, PAN, dan PBB dalam berembuk soal nama baru koalisi. Sedangkan PKB, nanti tinggal ikut gabung.
Ketika Prabowo mengumumkan nama koalisi baru, Cak Imin kaget. Hal ini berarti Cak Imin dan PKB tidak dilibatkan secara serius dalam menyusun peta perjalanan baru pengusung Prabowo Subianto.
PKB, dengan kata lain, umumnya tidak terlalu diharapkan dalam penentuan nama koalisi baru, yakni Koalisi Indonesia Maju. Sebagai pemain cadangan, PKB dipersilahkan menyesuaikan diri dengan keputusan yang sudah ada.
Protes Cak Imin, sekilas tak telalu mencolok diperlihatkan saat berada di rumah PAN. Cak Imin hanya terpaksa senyum saat semuanya telah dihidangkan oleh Gerindra, Golkar, PAN, dan PBB.
Hidangan istimewa yang disuguhkan ke PKB saat peringan HUT ke-25 PAN adalah pergantian nama koalisi. Nama koalisi yang semula Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) kini berganti baju menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Belakangan nama Koalisi Indonesia Maju merupakan slogan utama dari pemerintahan Jokowi-Ma'aruf. Visi pemerintahan Jokowi-Ma'aruf itu bahkan disematkan pada sirkel tim kerja Kabinet Indonesia Maju. Pertanyaan besarnya, apakah pergantian nama koalisi juga berarti pergantian personel?
Usai acara HUT ke-25 PAN, Cak Imin pun curhat ke media. Menurutnya, nama Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang diumumkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto sejatinya tidak melibatkan dirinya dalam pembahasan.
Cak Imin merasa hal krusial semacam itu "mengganggu" soliditas tim dalam sebuah koalisi. Secara tidak langsung, hemat saya, absennya PKB adalah penanda bahwa Gerinda tidak lagi atau tidak terlalu membutuhkan PKB dalam peta konsolidasi partai.