Sejak 2009 silam, Amerika Serikat telah meluncurkan matra komando militer siber bernama United States Cyber Command (US StartCom). Sejak US StartCom ini diluncurkan, Amerika Serikat kemudian mendeklarasikan bahwa internet dan dunia digital sebagai matra tempur terbaru.
Setelah tiga matra angkatan ditetapkan sebagai benteng pertahanan negara Indonesia, kini muncul wacana penambahan angkatan keempat, yakni Angkatan Siber (AS). Tiga matra angkatan sebelumnya yang kita kenal secara umum adalah Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).
Angkatan Siber (AS) disinyalir akan memperkuat operasi keamanan yang terjadi di dunia digital. Gagasan ini mencuat setelah disinggung oleh Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto.
Gagasan penambahan matra Angkatan Keempat ini (Angkatan Siber) tentunya diinspirasi oleh negara tetangga (Singapura) yang baru saja menerapkan sistem keamanan siber di portal keamanan negaranya. Singapura, menurut Andi Widjajanto, telah menerapkan Digital and Intelligence Service sebagai benteng pertahanan perang di dunia siber.
Gagasan Andi Widjajanto tentunya mendapat respons dari Anggota Komisi I DPR RI Rizki Natakusumah. Menurut Rizki Natakusumah, gagasan penetapan Angkatan Siber justru akan memperkuat lembaga keamanan siber di Indonesia.
Perang melawan pelaku kejahatan siber (cybercrime) memang bukanlah hal yang mudah. Pelaku kejahatan yang bermukim di sebuah negara tanpa indentitas (dunia maya) ini, sesungguhnya memiliki pengetahuan kejahatan yang luar biasa.
Akhir-akhir ini bahkan, seringkali kita mendengar ada sejumlah orang yang menjadi korban pelaku kejahatan siber. Motif, cara, dan tujuan para pelaku kejahatan siber ini pun sangat bermacam. Kejahatan siber ini barangkali menyerang semua kalangan—tak terkecuali kaum terdidik. Ketika jenis kejahatan ini menjadi ancaman berbahaya untuk bangsa dan negara, penting bagi sebuah negara untuk membentuk matra pertahanan militer tersendiri, yakni Angkatan Siber.
Jika kita berkaca, di darat, negara telah mempersiapkan matra militer bernama Angkatan Darat (AD). Di laut, negara juga telah mempersiapkan sistem pertahanan militer bernama Angkatan Laut (AL). Begitupula di udara, yakni Angkatan Udara (AU).
Seiring berkembangnya teknologi dan meluapnya arus migrasi ke dunia digital, penting bagi sebuah negara untuk memperhitungkan sistem keamanan yang ada di ruang digital.
Hal ini menjadi penting mengingat pola-pola kejahatan di dunia digital semakin hari semakin meningkat dan berbahaya. Kehadiran matra keempat Angkatan Siber (AS), sejatinya pelan-pelan mengatur kembali lalulintas keamanan di ruang digital.