Lihat ke Halaman Asli

Kristianto Naku

TERVERIFIKASI

Analis

Iman, Pemahaman, dan Implikasi

Diperbarui: 27 Oktober 2021   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi iman dan implikasi. Sumber: udallasnews.com.

Dalam Perjanjian Lama (PL), iman merupakan karunia Allah yang memilih. Dalam arti ini, Allah telah lebih dahulu memilih manusia sebagai umat-Nya. Iman itu menuntut manusia untuk setia menghidupi pilihan Allah (seperti panggilan Abraham) dan berjuang tanpa ragu sebagai alat dalam tangan kuasa Tuhan (seperti Daud vs Goliat). Iman juga merupakan jaminana keselamatan -- jika kita beriman maka kita akan selamat.

Dengan demikian dalam PL beriman berarti mendengarkan sabda Allah kemudian memberi jawaban dengan taat dan patuh kepada perintah Allah bukan sekedar pengakuan akal budi. Beriman juga berarti setia melaksanakan kehendak Allah dan menaruh kepercayaan pada janji Allah.

Pemahaman iman dalam PB

Secara umum pemahaman tentang iman dalam Perjanjian Baru (PB) dapat kita temukan dalam sebagian besar kitab yang ada dalam PB. Namun, pemahaman itu dapat disimpulkan lewat iman Maria, yaitu iman berawal dari iman Abraham (Luk 1:38-55) kemudian mendapat jalan terbuka dalam Yesus Kristus (Mat 12:49-50), dan iman itu diuji dalam keseluruhan hidup kini dan di sini (Yoh 19:26-27).

Menurut Agustinus

Iman merupakan tindakan dinamik, artinya dengan beriman orang digerakkan untuk mencintai, mengasihi, mendekatkan diri kepada Tuhan dan bersatu dengan Dia. Dalam ajaran Agustinus dikenal ada dua jenis, yakni:

Fides qua creditor (iman yang percaya-iman subjektif)

Fides qua artinya ungkapan iman yang dapat berupa tindakan seseorang. Misalnya, seorang anak memberi roti kepada pengemis, karena ingin mengikuti teladan Yesus, dan ada juga seorang ibu beragama muslim memberi roti kepada pengemis itu juga menjalankan ibadahnya. Dalam kasus ini, dua orang itu mempunyai kesamaan dalam fides qua creditor, tetapi berbeda dalam fides quae creditor.

Fides quae creditor (isi iman yang dipercaya-iman objektif)

Fides quae creditor bahwa alamat iman, kepada siapa iman itu ditujukan. Misalnya, seorang ibu yang berdoa jalan salib untuk mengenang Tuhan Yesus, dan ada juga seorang bapak yang mengikuti misa untuk mengenang Tuhan Yesus pula. Dalam hal ini, fides quae creditor adalah Tuhan Yesus-alamat tujuan iman itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline