Teks Injil Markus dan Lukas memiliki gaya deskripsi yang berbeda mengenai Yesus dan keluarga-Nya. Dilihat sepintas, Lukas lebih 'halus' dalam menggambarkan kisah hubungan Yesus dan keluarga-Nya.
Dalam Lukas, Yesus tampil sebagai orang memiliki relasi yang luas tanpa mengesampingkan relasi keluarga batih. Sedangkan Markus malah sebaliknya, lebih menampilkan Yesus yang 'sesungguhnya' -- berwatak keras, emosional, dan kadang sangat frontal -- pada zaman itu.
Model penyajian bahan kedua penginjil ini -- Markus & Lukas -- sangat bertolak belakang. Hal ini nampak dalam ilustrasi kisah Yesus -- ungkapan dan kata-kata yang dikutip dan disajikan oleh kedua penginjil -- bersama keluarga-Nya.
Markus -- "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?"
Kutipan langsung ini -- dari sudut pandang manusiawi -- adalah sebuah bentuk penolakan dan penghinaan terhadap keluarga Yesus sendiri. Kehadiran kerabat Yesus -- konteks Markus -- kesannya seperti 'mengganggu' karya Yesus. "Lihat Ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau".
Di sini Yesus hadir seperti sosok yang disorder (mengalami gangguan) sampai orang banyak harus berteriak .."Lihat,,! Jika ditelisik pada perikop sebelumnya Markus 3:20-30 -- Yesus dan Beelzebul -- kita bisa mengatakan bahwa kedatangan keluarga Yesus adalah atas sebuah 'pemberitahuan', yakni Yesus sudah tidak waras atau sedang kerasukan setan.
Dan jika hal ini benar, masa-masa Yesus bersama keluarga-Nya perlu digugat -- karena keluarga selama 30 tahun kehidupan Yesus sama sekali tidak mengenal kepribadian dan karakter Yesus.
Penjelasan Markus mengenai sikap Yesus lebih diperuncing lagi melalui jawaban Yesus: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!" Jawaban ini seolah-olah menunjukkan bahwa Ia lebih memprioritaskan orang-orang yang tengah duduk dan mendengarkan Dia saat itu.
Ada kesan bahwa Yesus menunjuk orang-orang yang berada di sekeliling-Nya sebagai gambaran pengesampingan peran keluarga dalam karya dan pewartaan Yesus -- sesuai dengan ciri tulisan Markus sendiri yang berusaha mewartakan Yesus yang adalah Mesias dan Anak Allah.
"Kesederhanaan" Markus dalam menggambarkan sosok Yesus juga dipengarui oleh minimnya sumber-sumber yang mengisahkan silsilah atau masa kanak-kanak Yesus -- tidak seperti Matius dan Lukas, sehingga Markus seperti kehilangan gambaran tetang watak dan temperamen Yesus. Hal ini yang mempersulit sekaligus membenarkan apa yang dideskripsikan Markus tentang Yesus bersama keluarga-Nya.