Akun facebook saya sudah lama pensiun postingan. Biasanya, dalam sehari saya selalu mengunggah satu foto yang dijeperet kapan saja, kadang mengunggah opini tertentu atau sekadar iseng lempar status. Semua kegiatan ini adalah pekerjaan. Benar gak? Disebut pekerjaan karena di balik postingan tersebut ada reaksi dari seluruh penghuni jagat maya.
Reaksi mereka bermacam: ada yang ngelike, ada yang komen, dan ada pula yang ngeshare. Reaksi ini membuat saya sebagai pemilik akun banjir notifikasi terutama setiap kali saya beralih ke kewarganegaraan online. Semua notifikasi ini membuat saya sibuk. Di tengah kesibukan membalas komen, secara tidak sadar saya sejatinya tengah bekerja.
Sampai suatu ketika, saya membuat sebuah observasi cemilan pada branda facebook. Pertama, saya menggunggah sebuah gambar kudus pada laman facebook. Kedua, saya menggungah foto seorang pernyanyi ternama asal Amerika Serikat, Christina Aguilera. Kedua gambar ini diunggah dalam rentang waktu yang cukup lebar, sekitar 5 jam-an.
Selama lima jam, postingan gambar kudus mendapat 8 likers, satu komen (berisi pertanyaan: apa kabar), dan no share. Sedangkan pada postingan kedua, saya mendapat 79 likers, 24 komen, no share. Komen-komen yang berseliweran memperlebar ruang interaksi dan perjumpaan.
Perjumpaan Luring dan Daring
Perjumpaan luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan) adalah kata lain dari perjumpaan real dan maya. Kedua model perjumpaan ini adalah ciri khas zaman sekarang. Perjumpaan daring biasanya membantu seseorang memperlebar jaringan interaksi.
Jika saya hanya memiliki satu teman atau kenalan di dunia real, saya bisa memperbanyaknya ketika masuk di jagat maya. Di sana saya bisa memilih teman sesuai selera saya dengan beragam brand: foto, nama, dan identatis diri yang lengkap. Menariknya, saya bisa menghentikan pertemanan jika saya jenuh atau tidak suka dengan seseorang. Ini hanya berlaku jika saya sedang daring.
Pada dasarnya, perjumpaan di zaman internet menuntut sebuah karakter fisik, yakni penampilan (thumbnail). Ketika memilih teman di dunia daring, seseorang akan melayangkan permintaan pertemanan jika kualitas penampilan (profile) seseorang dirasa menarik. Jika tidak, yang muncul justru pengabaian, pembatalan pertemanan, menolak konfirmasi, dan bahkan ada yang ngeblock.
Fenomena ini merupakan khas dunia daring. Karakter perjumpaan daring sepertinya datang dari kebiasaan perjumpaan luring. Di dunia luring, seseorang biasanya juga menempatkan kualitas yang sama, yakni mencari partner berdasarkan kriteria penampilan.
Penampilan dalam hal ini merujuk ke kata sifat, seperti indah, ganteng, menarik, putih, tinggi, cantik, dll. Semua kata sifat ini kemudian mengunci pengelihatan sebagai senjata utama dalam perjumpaan. Seseorang pertama-tama membuka kanal relasi, jika pengelihatan mampu menakar kualitas-kualitas dimaksud.
Penampilan: Marketing Perjumpaan