Lihat ke Halaman Asli

Kristianto Naku

TERVERIFIKASI

Analis

Adven: Protokol Menyongsong Tuhan Saat Pandemi

Diperbarui: 29 November 2020   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Max Beck on Unsplash

Sebagai orang Katolik, kita bangga, bahwa Gereja memberikan waktu khusus bagi kita dalam menyambut kedatangan Tuhan. Selama empat pekan ke depan, kita akan diberi empat lilin sebagai tanda kesiap-sediaan kita menyongsong kedatangan Yesus Kristus. 

Kempat lilin ini diberikan kepada para pengikut Kristus mulai dari Hari Minggu Adven  I. Keempat lilin ini, antara lain lilin harapan, lilin cinta-kesetiaan, lilin sukacita, dan lilin damai sejahtera.

Lalu, apa sebetulnya, makna dari keempat lilin ini? Sesuai dengan nama-nama yang disemat, setiap lilin dalam periode empat pekan menuju Natal, berusaha memberikan kejelasan pada sikap batin kita menyongsong kedatangan Tuhan. 

Dengan lilin, diharapkan, semua umat Kristiani di seluruh dunia mampu berbenah diri, tidak terlelap dalam tidur, diberikan penerangan dalam perjalanan, dan dikuatkan dari berbagai macam pencobaan.

Keempat lilin Adven menjadi sangat penting, mengingat manusia sangat rapuh dan mudah jatuh dalam dosa. Dalam momen penantian menuju kedatangan Tuhan, kita sebagai umat Kristiani yang percaya pada Kristus yang bangkit, selalu diberi harapan, menaruh kasih, dipenuhi sukacita, dan hidup dalam damai sejahtera dengan penerangan keempat lilin. 

Masing-masing lilin, pada dasarnya memberi peringatan. Prospeknya, agar hati dan pikiran kita tetap tertuju pada momen kedatangan Tuhan.

Momen penantian, atau dengan kata lain momen menunggu, sejatinya bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Dalam masa penantian atau menunggu, kita kadang merasa jenuh, bosan, bad mood, malas, tertidur, galau, cemas, dan bahkan takut. 

Semua perasaan ini adalah hal manusiawi. Karena karakter manusia yang demikian, Gereja memberikan semacam pil khusus selama masa menunggu. 

Pil-pil ini, hadir melalui penerangan (lilin), nasihat (Injil), dan tokoh panutan (Yesaya, Yohanes Pembaptis, dan Maria). Ini artinya, Gereja tidak membiarkan kita merasa sendiri dan kesepian selama momen menunggu.

Selama masa Adven, kita akan mendapat banyak nasihat, teguran, peringatan, dan bahkan kampanye konstruktif agar tak mudah dibawa jenuh. Lemak jenuh selama masa penantian, diharapkan mampu dikristalkan dengan bacaan-bacaan suci, perbuatan baik, dan kesiap-sediaan. Jika tidak, masa Adven akan menjadi permenungan tanpa fondasi -- apalagi di tengah badai pandemi virus korona. Inilah yang kita harapkan selama masa penantian ini.

Kesigapan Gereja membantu umat Kristiani dalam masa penantian sungguh perlu diapresiasi. Gereja tidak tidur. Gereja tidak lelap. Gereja juga ikut bersiaga 24 jam agar semua umat Kristiani menanti dalam pengharapan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline