Lihat ke Halaman Asli

Kristianto Naku

TERVERIFIKASI

Analis

Survei Penyebab dan Solusi Kekerasan Atas Nama Agama

Diperbarui: 28 April 2021   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menolak kekerasan atas nama agama (Sumber: metrobhayangkara.com)

Konflik yang dilatarbelakangi perbedaan agama dalam skala internasional telah menyita perhatian dunia. Agama sebagai jembatan dialog, kini perlahan-lahan menjadi tembok yang siap membatasi ruang gerak kerukunan dan keharmonisan hidup bersama. Struktur kolektif, seperti keluarga, kebersamaan, dan negara itu sendiri, retak oleh karena perbedaan agama.

Dalam tulisan ini, penulis hendak membuat sebuah penelitian singkat mengenai faktor penentu dan kemungkinan jalan keluar atas kekerasan yang mengatasnamakan agama. Metode yang dipakai dalam merangkum jawaban responden adalah metode kuantitatif. Metode ini dirasa membantu terutama dalam memilah secara matematis hasil penelitian dengan jumlah responden real. Hasil penelitian ini, akan dihubungkan dengan beberapa tokoh yang berbicara mengenai dialog lintas agama.

Penulis akan mengangkat beberapa pemikiran pokok teolog sekaligus filosof Kristen abad pertengahan, yakni Thomas Aquinas. Tulisan Aquinas mengenai pembelaan iman, Summa Contra Gentiles, akan dipakai sebagai sumber utama dalam penggarapan tulisan ini. Tiga gagasan pokok Aquinas yang disadur dari traktat Summa Contra Gentiles, menjadi kerangka studi penulis dalam menganalisis hasil penelitian.

Profil Penelitian

Dalam mengkaji unsur-unsur yang memengaruhi relasi antar-umat beragama, khususnya di Indonesia, penulis berusaha mengakomodir segala opini publik mengenai faktor domain dalam relasi. Akan tetapi, fokus penelitian penulis, lebih mengangkat respon para mahasiswa. Tujuannya adalah memberi tanggapan atas reaksi responden dan berusaha melakukan studi atas pemikiran tokoh -- dalam hal ini Thomas Aquinas -- mengenai dialog lintas-agama.

Jumlah responden yang dimintai keterangan adalah 10 orang dan semua responden beragama Islam. Penulis sengaja mengkhususkan proyek penelitian ini bagi mahasiswa Muslim, mengingat Muslim adalah mayoritas di Indonesia. Dengan meminta keterangan suara mayoritas, penulis dipermudah untuk menghubungkan hasil penelitian dengan gagasan tokoh yang akan dipelajari.

Teknik penelitian tulisan ini adalah dengan metode kuantitatif. Penulis akan mengkalkulasi jumlah persentasi suara sesuai dengan opsi yang disuguhkan dalam kuisioner. Jumlah suara terbanyak akan dipakai sebagai pembanding studi dengan gagasan tokoh yang dipelajari.

Hasil Penelitian

Penulis berusaha merangkum seluruh opini responden. Dari duabelas jumlah pertanyaan yang disuguhkan sebagai pemancing, diperoleh varian jawaban yang menuntut sebuah analisis mendalam. Dua pertanyaan utama mendapat respon yang beragam. Enam puluh orang responden menjawab bahwa faktor penentu munculnya tindakan kekerasan atas nama agama adalah agama itu sendiri; sedangkan 30 yang lain menjawab politik dan 10 orang menjawab sosial-ekonomi.

Dari 100 responden yang sama, 80 orang menjawab bahwa faktor penentu penyelesaian tindakan kekerasan atas nama agama adalah agama itu sendiri, dan 20 orang lainnya menjawab faktor sosial-ekonomi. Berbagai jawaban ini dikelola dengan rumusan skala 100%, yakni: faktor penyebab kekerasan atas nama agama: 60% (agama), 30% (politik) dan 10% (sosial-ekonomi) dan faktor pendukung penyelesaian tindakan kekerasan atas nama agama: 80% (agama) dan 20% (sosial-ekonomi).

Dari kalkulasi reaksi responden atas pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis membuat sebuah rangkuman sekaligus status quaestionis yang selanjutnya dikonfrontasikan dengan pemikiran tokoh tertentu. Penulis menyimpulkan bahwa sebab tindak kekerasan yang selama ini bersuara dengan dalih atas nama agama memang diakui publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline