Lihat ke Halaman Asli

Kristianto Naku

TERVERIFIKASI

Analis

Trump Positif Covid-19: "Bad News" atau "Good News"?

Diperbarui: 4 Oktober 2020   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Kabar Trump terinfeksi Covid-19 membuat reaksi nilai tukar melemah. Euro turun 0,3% menjadi 1,1717 per dollar AS dan rupiah turun 0,09% menjadi Rp 14.890 per dollar AS. Selain membuat kurs melemah, berita tentang Trump dan isterinya Melania positif korona juga membuat "haters" berpesta pora. . "Rasa'in lo Trump! Mapus! Itu karena elo meremehkan korana!" tulis beberapa pemilik akun media sosial. Emoji gelak tawa dan sukacita memenuhi jagat maya. Pembenci Trump di negeri Paman Sam pun melonjak girang.

Setelah menjalani tes kesehatan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Trump dan First Lady Melania Trump dalam beberapa hari ke depan akan menjalani karantina. Menurut Gedung Putih, kondisi Trump tidak terlalu parah dan sekarang Trump sudah dirawat di Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed (Walter Reed National Military Medical Center) di Bethesda, Negara Bagian Maryland, AS.

Kondisi Trump memang tak parah, akan tetapi bagaimana dunia menyambut berita tersebut? Is it "bad news" or "good news?" 

Tak sedikit komentar hujatan nimbrung di kolom komentar media sosial. Nadanya mengutuk, mencaci-maki, memfitnah, menjelek-jelekan, dan bahkan ada yang mendoakan agar Covid-19 merenggutnya. Selain komentar hujatan, emoji gelak tawa dan sukacita juga memenuhi portal media. Saya kemudian bermenung. "Sebetulnya, di mana letak rasa kemanusiaan (sense of humanity) kita ketika seseorang disengat derita?" Dulu, ketika berita kondisi kesehatan seseorang terancam dan berita itu sampai ke telinga seseorang, rasa iba, prihatin, sedih, dan simpati-empati langsung lekas menjemput. Bahkan ada yang mendoakan agar si sakit lekas sembuh. Inilah watak kepeduliaan sebagai sesama manusia. Lalu Trump? Rupanya, semuanya itu tidak berlaku untuk Trump dan isterinya Melania Trump.

Jika tak berlaku untuk Trump dan isterinya, maka muncul beragam pertanyaan. Siapa Trump sebenarnya? Apakah Trump bukan manusia sehingga tak layak mendapat simpati dan empati ketika ia terinfeksi virus? Apakah Trump selalu berbuat jahat? Apakah Trump dan isterinya Melania Trump adalah makhluk asing sehingga tak layak didoakan ketika mengalami derita? Apakah Trump dan isterinya bukan pasien korona yang sangat berbahaya sehingga tak ada gunanya menaruh simpati dan empati? Apa bedanya Trump dan pasien-pasien korona lainnya? Pertanyaan "crosscheck-nya" adalah apakah semua pasien korona lainnya lebih baik dari Trump dan isterinya? Apakah di antara pasien Covid-19 lainnya tak ada yang lebih jahat dari Trump dan isterinya? Sudahlah. Terserah! Bodoh amat. 

Pandemi tagar Trump Positif Corona (#trumppositifcorona) menjamur di jagat maya. Pertanyaan pun muncul: "Bagaimana kondisi global pasca informasi Trump terinfeksi Covid-19 beredar?" Sebagian orang menghujat Trump seperti yang saya ulas sebelumnya karena kampanye-kampanye provokatifnya di media sosial terkait pandemi virus korona. Beberapa kali ia menolak memercayai adanya Covid-19. Trump, bahkan tak segan-segan mengklaim bahwa virus korona hanyalah strategi Cina untuk menakut-nakuti dunia. Trump memang getol mencuit opini yang berseberangan dengan realitas melalui akun twitternya. Nah, sekarang untuk sebagian orang, informasi Trump positif Covid-19 merupakan berita gembira (good news). Trump positif korona adalah kabar gembira.

Jika kabar Trump positif korona hanya memberi alarm "good news" untuk sebagian orang, hal ini tentunya tidak terlalu menjadi sebuah persoalan. Polemik justru terjadi ketika kabar Trump positif korona malah memengaruhi ritme ekonomi dan pasar bisnis global. Diberitakan bahwa sejumlah saham di beberapa papan bursa dunia mengalami penurunan. Euro Stocxx 50 Pr (-0,95%), DAX Index-Frakfrut (-1,09%), NIKKEI 225-Tokyo (-067%), STI-Singapura (-0,19%), dan IHSG-Jakarta (-0,87%). Selain fluktuasi di  kolom bursa efek, berita terkait Trump positif juga memengaruhi tensi nilai tukar. Depresi, misalnya terjadi pada nilai tukar beberapa kurs keuangan, seperti Euro turun 0,3% menjadi 1,1717 per dollar AS dan rupiah turun 0,09% menjadi Rp 14.890 per dollar AS. Info Trump positif korona pun berubah menjadi "bad news."

Trump memang membawa pengaruh yang cukup besar dalam ritme hentakan global. Mulai dari pasar bisnis-ekonomi, pengaruh Trump juga membuat pikiran tak pernah akur dan tenang. Akhir-akhir ini, Trump gencar mempromosikan isu rasial, anti-imigran, tolak pasar bebas, dan menginisiasi perang dagang (war trade) antara Cina dan AS. Ketika dipercayakan untuk maju sebagai kandidat presiden dari kubu republik, Trump tak pernah absen dari yang namanya kehebohan. Di mana Trump berada, di sana pasti ada kehebohan dan kericuhan. Itulah sisi yin dan yang dari sosok Trump.

Sosok Trump memang dikenal sebagai pribadi yang ambisus. Wataknya yang suka blak-blakan membuat situasi di luar dirinya ikut berdampak. Saya tak tahu pasti mengapa info seputar Trump begitu berdampak terhadap situasi global. Jika dicermati dengan teliti, performa Trump memang mundial. Kehadiran sosok seperti Trump yang sudah lama dikelola media merupakan petanda bahwa ruang gerak dunia masih dicengram negeri Paman Sam. Situasi dunia memang masih dikelola, diawasi, dan diarahkan oleh Amerika Serikat. Mata uang dollar, misalnya, tidak pernah luput dari link pergerakan ekonomi dunia. Jika, terjadi apa-apa dengan dollar AS atau sesuatu di sekitar dollar AS, dunia juga ikut baper

Di portal bursa kompetisi pilpres AS, situasi Trump saat ini adalah sebuah "bad news," tetapi sekaligus "good news." "Bad News" terlihat dari beberapa agenda yang mulai kacau-balau. Jadwal kampaye yang sudah sediakala direncanakan matang-matang, misalnya, kini berantakan. Kunjungan ke beberapa negara bagian juga dibatalkan. Di rumahnya sendiri, berita tentang kesehatan Trump masuk dalam dua lubang genangan, antara bersyukur atau pilu. Mereka yang pro-Trump tentunya mengalami kelesuan stamina ketika mendengar Trump terinfeksi Covid-19. Sebaliknya, mereka yang kontra-Trump malah merasa disuntik staminanya saat Trump lumpuh karena Covid-19. Dua tegangan yang bergejolak bersumber dari tokoh yang sama bernama Trump.

Tagar Trump positif korona hari-hari ini menjamur di sekujur portal berita. Ada yang menghujat, ada pula yang merasa iba. Akan tetapi, apa yang perlu direfleksikan sekarang adalah bagaimana kabar pilu yang dialami seseorang mampu menyentuh dan menggugah nurani manusia zaman sekarang. Jauh sebelum korona merebak, berita soal kondisi kesehatan seseorang menjadi "bad news" bagi siapa saja yang melihat ataupun mendengarnya. Reaksi dominan yang muncul biasanya berkisar pilu, sedih, turut prihatin, mendoakan, dan memberi support biar lekas sembuh. Hal ini merupakan bukti bahwa rasa kemanusiaan (sense of humanity) masih menetap baik dalam dinding hati setiap orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline