Lihat ke Halaman Asli

Senja

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejenak ku lirik langit di atasku, awan-awan terbentuk dengan indahnya. Matahari mulai membenamkan diri di sebelah barat, burung-burung beterbangan dengan riang kembali kesarangnya. Langit pun tampak merubah warnanya. Warna oranye lembut tergores rapi di atas sana, seolah Sang Pencipta ingin menunjukkan kuasa-Nya. Warna oranye cerah yang amat indah dipandang mata. Awan-awan yang menggulung turut hiasi langit yang semakin menggelap. Begitu tenang dan nyaman, ku rasakan angin dapat menyapa kulitku. Goresan rapi dengan warna-warna yang menakjubkan mampu menghipnotisku dalam keheningan. Hanya ada suara dedaunan yang saling bertabrakan. Hembusan nafasku terasa amat pelan, aku benar-benar terbawa dalam ketenangan.

Sedikit demi sedikit aku mulai tersadar dari lamunan panjangku. Udara yang semula hangat perlahan mulai mendingin. Langit yang semula berwarna oranye cerah, mulai memudar menjadi semakin gelap. Matahari pun mulai tak tampakkan diri, mugkin ia lelah setelah seharian menyinari seisi bumi. Dan akhirnya sang malam tiba, menggantikan keindahan-keindahan sang senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline